Sunday, June 14, 2009

[tanya pada Aldi] apakah ini albumnya Mulan Jameela?




Kemarin dapet kaset. Ragu-ragu mau beli atau tidak. Rasanya koq seperti Mulan Jameela? Tapi koq juga ragu? Tokek gak bersuara. Jadi tanya pada siapa? Di sekitar penjualnya gak ada rumput yang bergoyang.

Ya udah, karena harganya terjangkau, beli aja deh.

Mungkin mas Aldi bisa bantu saya?
Makasih.

Thursday, June 4, 2009

geram


Sudah lama sekali saya tidak posting. Malas, bosan, capek dan seribu satu alasan lain yang tak layak.

Tapi, setelah membaca KOMPAS (3 Juni 2009) yang memuat cerita tentang Ibu Prita Mulyasari, rasa kemanusiaan saya terusik. Rasanya ingin menumpahkan uneg-uneg saya atas kejadian aneh, tidak manusiawi, dipaksakan
, semena-mena dan seribu satu alasan tidak masuk akal lainnya.

Setelah melihat beberapa komentar dan aksi di dunia maya untuk mendukung Ibu Prita, hasrat menulis pun luntur karena lebih banyak melakukan aksi mendukung atau membaca seribu satu berita tentang ibu Prita.

Sebenarnya, berita tentang ibu Prita ini sudah sempat diposting seorang teman di multiply-nya. Tapi waktu itu, saya tidak begitu ngeh dan malas untuk beraksi. Saya trauma berhadapan dengan rumah sakit, yang lebih sering tidak menyembuhkan tapi malah menyakitkan.

Ketika membaca KOMPAS kemarin, saya benar-benar geram. Garam, bumbu dapur yang sering kita gunakan untuk memasak, telah menaikkan tensi saya dan ingin ikut berkomentar. Kegiatan CAUSE di facebook yang jarang saya ikuti, atas undangan seorang teman, saya confirm. Jadilah saya bergabung di Cause DUKUNGAN BAGI IBU PRITA MULYASARI, PENULIS SURAT KELUHAN MELALUI INTERNET YANG DITAHAN
dan menjadi fans Say No To RS OMNI Internasional Tangerang. Saya ingin bersimpati dan toleransi pada ibu Prita serta teman-teman yang berjuang untuk Ibu Prita.

Kejadian kemarin sungguh bak keajaiban. Dalam sehari, berbagai media langsung mengangkat masalah ini. Para capres yang mencoba menarik simpati calon pemilih pun tak mau ketinggalan (meskipun ada yang mengeluarkan statement gak nyambung) ikut memperjuangkan ibu Prita.

Rasanya, baru sekali ini di negara kita, ada kasus yang ditanggapi begitu cepat dan langsung memberi efek luar biasa (pembebasan ibu Prita).

Kejadian yang menimpa ibu Prita tidak kita harapkan. Namun sebaliknya bagi RS Omni Internasional Tangerang. RS Omni yang tertawa terbahak-bahak atas "kemenangan" dan "kebahagiaan di atas penderitaan orang lain" barangkali berujar: "Rasain lu, gue dilawan?"

Tapi, setelah semua pihak berjuang sampai akhirnya ibu Prita mendapatkan kebebasannya, rasanya ganti RS Omni yang tertekan. Bayangkan, sebuah institusi besar, bertaraf internasional (dari penyebutan nama institusinya), ditekan oleh jutaan orang di negara ini. Mungkin setelah pembebasan ibu Prita, RS Omni mulai salah tingkah (salah sendiri, koq bertindak dulu baru mikir!).

Hari ini, di KOMPAS, muncullah pernyataan "RS Omni Terbuka untuk Melakukan Perdamaian". Lha, koq enak betul ngomongnya? Kemarin-kemarin memperkarakan ibu Prita dan menuntut ganti rugi sebesar Rp 161 juta + Rp 100 juta. Sekarang mau damai? Aya-aya wae!

Saya sungguh geram, bagai garam yang bisa menaikkan tekanan darah menjadi tinggi!

terbersit harapan, tulisan ini tidak digunakan oleh pihak RS Omni untuk memperkarakan saya dengan tuduhan "pencemaran nama baik". Ini kan sekedar tulisan tanpa arti, dibanding ngurusin duit yang masuk ke kas RS Omni?