Aroma Hari Raya tlah menyebar kemana-mana
Para tetangga telah menuju kampung halamannya
Untuk merayakan sukacita bersama keluarga
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H
Mohon Maaf Lahir & Batin.........
Aroma Hari Raya tlah menyebar kemana-mana
Para tetangga telah menuju kampung halamannya
Untuk merayakan sukacita bersama keluarga
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H
Mohon Maaf Lahir & Batin.........
Saat asyik ngobrol dengan mas Diartokop di hotel Santika kemarin malam, seorang bapak berbadan gempal menghampiri kami, bertanya pada saya apakah saya crew SCTV yang sedang mengadakan acara Konser Ramadhan. Bapak tersebut menceritakan bahwa ia ingin sekali bertemu artis ST12 untuk memenuhi keinginan anaknya yang ngefans berat pada kelompok tersebut.
Sang Bapak ingin menunjukkan kasih sayangnya yang berlimpah dengan mencoba memenuhi keinginan anaknya yang sangat besar untuk bertemu artis pujaannya. Sang anak menderita penyakit LEUKIMIA. Sambil menunjukkan bukti surat dari rumah sakit bahwa anaknya memang menderita penyakit itu, saya menyarankan sang Bapak untuk menunjukkan surat tersebut kepada reception agar bisa diijinkan bertemu.
Beberapa saat kemudian, sang vokalis grup ST12 menuju ke lobby dimana Bapak dan kedua anaknya menunggu. Bertemulah mereka meskipun sang anak lalu malu-malu. Charly, sang vokalis ST12, menyambut keinginan mereka dengan senang hati dan sabar. Bahkan lalu memberikan kenang-kenangan berupa kaos. Tanpa modal kamera untuk mendapat kenangan dengan pujaan hatinya, saya ingin ikut menyemangati sang anak. Saya memotret mereka dan meminta alamat agar foto nanti bisa saya berikan.
Sang Bapak menulis di secarik kertas nama anaknya. Sang anak bernama Republik Indonesia 2. Anak yang lain bernama Republik Indonesia 1. Mereka adalah anak kembar. Republik Indonesia 1 sehat walafiat.
Saya lupa berkenalan dengan sang Bapak. Tapi, saya pasti mengirim foto mereka beberapa hari lagi setelah saya mencetak foto itu. Semoga foto dengan artis pujaannya bisa memberinya semangat untuk terus berjuang melawan penyakitnya. Semoga pula, foto tersebut menjadi hadiah terindah lebaran tahun ini. Hanya ini yang saya bisa berikan.
Tetap semangat dik Republik Indonesia 2! Semoga engkau tetap bersemangat berjuang melawan penyakitmu sambil menyanyikan P.U.S.P.A dengan lantang!!!
keterangan: Republik Indonesia 2 (kiri)
Teman-teman,
ini email dari teman kita hougo07:
just want to let everybody knows that we are okay. We still don't have electricity and water in the house, so we are currently at a friend's house to take shower and type this emails.
My phone keeps running out of battery because it's old and when I tried to make calls a couple of times, I couldn't do it. We are hopping the electricity at least comes back pretty soon, especially since we are so closed to downtown. However, the electric company said, that some people might not have electricity for 2 - 4 weeks.
Nothing got damaged in the house...good thing.
By the way, IAH (Houston International Airport) got extensive damage, also!
Anyway, we'll let you know more in a couple of days of our situation.
Be safe and take care,
Gan & Daniel
Semoga segera bisa online lagi ya hougo!
Minggu lalu, murid privat saya minta diajari Direct Indirect Speech (Kalimat Langung dan Tak Langsung) karena dia akan ulangan.
Setelah ulangan, saya tanya hasilnya untuk saya evaluasi. Dia mendapat 8 (tertinggi di kelas) . Hampir semua temannya remedy.
Saya ingin tau dimana kesalahan dia. Ini jawaban dia yang disalahkan:
My teacher told me "I am going to give a test."
jawaban murid saya:
My teacher told me that he was going to give a test.
Jawaban itu disalahkan. Menurut gurunya, 'he' salah. seharusnya 'she'.
Murid saya tanya: "lho pak, kan jenis kelamin teacher tak diketahui? Boleh donk dianggap laki-laki?" (saya memang mengajarkan begitu: klo tak diketahui jenis kelamin, boleh pakai 'he' atau 'she')
Gurunya beralasan: "pada umumnya, guru itu perempuan"
Lha??? sang guru sendiri laki-laki??? Gimana nih???
mau tak mau, murid saya harus menerima nasibnya, jawaban tetap salah dan dia ditakdirkan dapat 8.
Ini sekelumit contoh betapa banyak guru di sekolah yang "mau menang sendiri". Tak pernah mempertimbangkan nalar benar yang diajukan oleh muridnya. Ini banyak sekali terjadi. Anak saya pernah menjadi korban keangkuhan gurunya.
Waktu itu, pada ulangan Sains, ada pertanyaan: "Ikan berkembang biak dengan cara ......"
anak saya menjawab "beranak" dan disalahkan. Jawaban sang guru: "bertelur"
Anak saya menjawab "beranak" karena ikan di rumah kami memang beranak tanpa bertelur lebih dahulu. Kebenaran jawaban anak saya yang didapatnya dari proses "experiential learning" tetap tak ada artinya buat sang guru.
Kalau banyak guru seperti ini, bagaimana anak didik tidak belajar "ngeyel"???
Memprihatinkan!!!
Inilah pesan dari mas Jockie untuk para pecinta musik Indonesia. Pesan ini ditulis dan dipajang di toko kaset Popeye, Yogyakarta........
Terima kasih atas coretannya ya Mas.......