Akhirnya saya kesampaian nonton monolog Butet Kartaredjasa (BK) yang berjudul Sarimin (synopsis dapat dibaca disini)
Butet yang tak pernah mau disebut pelawak tapi selalu menampilkan kelucuan-kelucuan cerdas dalam tiap pentasnya sungguh memesona penonton dan juga saya.
Umpatan-umpatan akrab keseharian yang santai tanpa menghiraukan tata krama formalitas menjadi kelucuan yang mengalir deras. Dengan enteng umpatan “su!” beberapa kali mengalir dan disambut penonton dengan gelak tawa.
Sepanjang pertunjukan saya tak henti-hentinya tertawa meskipun sesekali serius mencoba menghayati lakon dan pesan apa yang ada di dalamnya.
Dalam lakon ini, BK melakonkan sebagai story teller, Sarimin, polisi dan pengacara. Sebagai Sarimin sang tukang penjaja hiburan “topeng monyet”, BK menggunakan kemampuan akting dan monolognya dengan baik. Bagaimana dia berbicara pada sang monyet yang juga bernama Sarimin, menjadi aksi yang menarik.
Ketika berganti peran sebagai polisi, BK juga secara maksimal mengeksploitasi kemampuannya “nyonthong” bak seorang polisi yang menawarkan “perdamaian” dengan Sarimin yang justru dituduh menipu dan menghina aparat dengan tidak meminta namun menganjurkan memberikan sejumlah uang damai. Suaranya menggelegar dan sangat natural seperti lakon yang sedang diperankannya.
Ketika berganti peran menjadi pengacara, BK pun berbicara dengan logat Batak yang tak kalah naturalnya dengan pengacara kondang ibukota spesialis pembela selebriti yang membutuhkan konseling legal. Dengan bernamakan Binsar tapi tanpa marga (karena takut disomasi, katanya!), BK akhirnya berani mengatakan bahwa marganya tidak ada di Sumatra Utara, karena marganya adalah Kussudiarjo. Bagian ini benar-benar menguras selera tawa saya sampai sakit perut!
Pesan yang saya tangkap, Sarimin adalah sebuah lakon yang ingin mentertawakan carut marutnya dunia hukum di Indonesia serta betapa ruwetnya lembaga aparat yang tak menghiraukan seorang warga yang hendak melaporkan kejadian yang terjadi.
BK memang gila!
Selepas pertunjukkan, saya menyempatkan diri ke belakang panggung dan menyalami BK sambil memberikan beberapa bungkus rokok untuk koleksinya. Beberapa penonton ikut ke belakang panggung untuk minta foto bersama dan minta tanda tangan. Salah seorang penonton yang minta berfoto, berasal dari Surabaya dan mengatakan memburu pementasan ini karena tak terjadwal main di Surabaya.
BK menjawab, akan main di Surabaya pada tanggal 14 – 15 Desember 2007 di Taman Cak Durasim. Jadi, bagi yang ingin menyaksikan Sarimin di Surabaya, bersiaplah!
foto-foto seadanya bisa dilihat di sini.
ReplyDeleteada rekaman video nya...???
kalau ada pasti saya beli.
ReplyDelete
ReplyDeletehe he he....
kamu juga beli donk. Biar Sarimin makin laris.......
ReplyDelete
ReplyDeleteemang bisa dibeli dimana ???
ntar gua tanyain dulu ya.....
ReplyDelete
ReplyDeleteoke deh....ditunggu kabar baiknya.....
lah mas singo nonton juga to? saya persis di depan panggung sisih kulon... emang top.. saya masih merindukan gandrik kembali
ReplyDeletesaya mau cari depan panggung sudah penuh. akhirnya naik ke atas.
ReplyDeleteikut motret mas?
iya.. dah saya upload juga... salam
ReplyDelete