Monday, January 5, 2009

Kebohongan Cepat Atau Lambat Pasti Akan Ketahuan (bagian lain)


Tulisan ini menyambung cerita mbak Kiki di sini.

Ceritanya, pengasuh anak kami yang berumur 3 tahun berhenti kerja. Tuti, nama sang pengasuh anak itu, adalah pengganti temannya yang dulu bekerja dengan kami berhenti karena menikah (Sungguh).

Tuti ini nampak soleh. Menggunakan jilbab dan sholat 5 waktu.
Minggu-minggu pertama bekerja, istri saya sudah bingung. Lha masak hati + rempelo goreng, kita belon makan koq sudah ilang? Karena tak bisa membuktikan, ya kami tidak bisa menuduh.

Waktu terus berjalan. Setahun lebih dia bekerja dengan kami. Beberapa bulan terakhir bekerja, dia sering pulang dengan alasan ibunya masuk rumah sakit. Untuk alasan kemanusiaan, kami tak bisa menghalangi dia pulang. Prinsip kami, kalau toh berbohong, dosa urusan dia dengan Gusti Allah.

Beberapa bulan terakhir, pacarnya sering datang. Klo datang, tak kenal waktu. Maka, saya pun membuat aturan, menerima tamu pada saat anak sudah tidur siang ( jam 12 - 15).

Selepas lebaran, pacarnya datang. Jam 8.30 sudah datang. Saya pun mengingatkan dan mengatakan, maaf, kalau ketemu sebentar saja karena kerjaan kamu belon selesai. Ucapan saya tak dihiraukan. Sampai jam 12 belon pulang juga. Rencana saya mengerjakan hal lain terbengkelai karena saya harus menemani anak saya.

Saking naik pitamnya, saya berteriak  : "Tamumu suruh pulang saja. Saya yang ngusir atau kamu yang bilang ke dia?" Pacarnya termasuk kelompok tidak sopan. Kalau bertamu, tak pernah unggah-ungguh dengan kami.

Pada Idul Adha kemarin, dia mengatakan mau pulang minggu pagi karena bapaknya tiba-tiba sakit keras. Dia berjanji pulang hari Senin, tgl 8 (pas Idul Adha). Ternyata, hari senin pagi dia mengirim sms ke istri saya dan mengatakan tak bisa balik karena "BAPAK MENINGGAL DUNIA"

Hari Selasa, dia datang bersama kakaknya dan mengatakan tak bisa melanjutkan kerja karena harus menjaga ibunya di rumah yang sakit, sementara kakaknya juga harus bekerja. Tentu saja, kami meminta dia mencarikan pengganti terlebih dahulu.

Kami menghubungi Sungguh dan menceritakan apa yang terjadi serta minta tolong untuk dicarikan pengganti. Ternyata, Sunguh malah kaget ketika istri saya mengatakan bahwa Tuti itu berhenti karena Bapaknya meninggal dunia.

Dia mengatakan pada istri saya, "Bu, Bapaknya Tuti tidak meninggal koq. Ibunya juga gak sakit"

WHAT???

Jadi selama ini, si Tuti berbohong dan menggunakan alasan orangtuanya?
Ini lebih parah dari mantan calon pengontrak rumah yang dititipkan kepada mbak Kiki!

Menggunakan alasan orang tua sakit dan meninggal untuk kepentingan pribadi???


Ya sudahlah. Kami juga gak mau anak kami diasuh Tuti. Takut ketularan gak beres. Kami sudah ikhlas dia berhenti.

Malah, kami punya lelucon begini:
Si Tuti punya bapak seorang malaikat. Sudah meninggal, bisa hidup lagi. Dalam agama Nasrani, dia setingkat dengan Yesus. Mati dan bangkit lagi!


catatan:
1. Judul blog = punya mbak Kiki karena memang lagi gak kreatip.
2. Tuti = Tukang Tipu

10 comments:

  1. sabar masss... masih banyak pengasuh anak yang tidak tuti

    ReplyDelete
  2. iya tapi carinya harus sabar, sementara istri sudah mulai kerja lagi :(

    ReplyDelete
  3. Mas singo, iki pembantu seng buwang rendeman cover kaset yo? hehehehe

    ReplyDelete
  4. wah nek bener iki sing membuang rendeman cover kaset, memang sudah ndak layak di pekerjakan :))

    ReplyDelete
  5. bukan. sing mbuang rendeman kaset kan urusan rumah tangga.
    ini sing ngurusi anakku alias pengasuh. mempeng dadi asu :))

    ReplyDelete
  6. nek cumak masalah cover kaset, sudah aku maafkan.
    aku cuman pegang bathuk, geleng2 kepala.
    nek nyolong dan berbohong, itu yang aku gak bisa terima :)

    ReplyDelete
  7. nek cumak masalah cover kaset, sudah aku maafkan.
    aku cuman pegang bathuk, geleng2 kepala.
    nek nyolong dan berbohong, itu yang aku gak bisa terima :)

    ReplyDelete
  8. Ngelus dada saja kang... Asal dada istri sendiri...

    ReplyDelete
  9. jaman sekarang katanya cari kerja susah, tapi yg udah dapat kerja koq malah sapenake dhewe yo?

    kalo sampe bohong menggunakan alasan ortu sakit/meninggal, jelas orangnya kebangeten, untung sudah keluar, kalo dipelihara terus, bisa2 anaknya sampeyan diajari bohong juga
    next time lebih selektif aja cari babysitter

    ReplyDelete