Showing posts with label cerita. Show all posts
Showing posts with label cerita. Show all posts

Friday, January 1, 2010

Gus Dur (catatan seorang mantan wartawan)


Pagi ini begitu mengejutkan. Saat membuka e-mail, sederetan ucapan memilukan yang terbaca.


"Subyek: Kenangan Manis Gus Dur" bermunculan tanpa henti. Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4 itu telah dipanggil Tuhan. Saya lemas dan sedih membaca kiriman2 e-mail itu.

Setelah sakit sekian lama, tokoh moderat itu pada akhirnya kembali ke haribaan-Nya. Tentu secara pribadi saya sangat sedih. Bagi saya Gus Dur adalah Guru. Takkan pernah saya lupa betapa Gus Dur membimbing saya. Sejak masih wartawan ingusan hingga saat ini. Ketika beliau masih tinggal di Jagakarsa, hampir tiap malam kami berdiskusi.

Dalam salah satu pertemuan, sampailah kami pada satu kesimpulan yang "sedikit" terbalik. Gus Dur dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa pola pikir saya adalah Islam dengan I dalam huruf besar. "Sampeyan itu Islam, mBak," kata Gus Dur. "Nah, Islam yang bener itu ya kaya sampeyan itu," begitu beliau meyakinkan saya waktu itu.

Sebaliknya saya pun ngeyel dan mengatakan, "Tidak, Cak. Pola pikir sampeyen itu yang Kristen. Jadi sampeyan sebenarnya orang Kristen yang bergelar Kiai." Dan kami pun tertawa tergelak-gelak.

Keakraban itu kami bawa sampai Gus Dur pada akhirnya menjadi Presiden RI yang ke-4. Beliau adalah satu-satunya Presiden yang tidak berkenan saya panggil dengan sebutan "Presiden". "Sampeyan ndak usah manggil saya Presiden, mBak," katanya. "La terus aku kudu piye?" jawab saya. "Cak, yo, Cak ae," begitu jawab beliau. Sangat ringan dan santai. Alhasil terpaksalah saya menyebut beliau "Cak Presiden"

Dan, sebelum kenangan manis sekaligus memilukan itu pudar dari ingatan dan hati saya, kembali sore ini saya dikejutkan dengan berita kesedihan lain. "Bapak Frans Seda telah berpulang... "

Kawan, mari kita meluangkan waktu sejenak untuk memanjatkan doa bagi dua tokoh besar bangsa ini. Semoga kepergian mereka menjadi pembuka jalan yang lebih baik bagi Indonesia tercinta. Amin.


Catatan:
Tulisan ini adalah catatan teman saya, seorang mantan wartawan, yang sekarang tinggal di negeri nan jauh. Dia tak memiliki akun multiply. Catatan ini disampaikan via milis dimana kita bergabung dan sudah mendapat persetujuan untuk diposting di sini.

foto di ambil dari sini

Friday, May 1, 2009

Bayi Yang Tak Berdosa Itu


Selesai mengajar, matahari masih menunjukkan kekuatannya menyinari bumi. Kendaraan yang saya tumpangi menuntun saya pergi ke penjual kaset bekas. Ada dua tempat yang akan saya kunjungi. Ke pasar loak Kuncen atau ke Ngejaman terlebih dahulu?

Akhirnya, motor saya menggerakkan tangan saya untuk ke pasar lebih dahulu. Baru setelah itu saya ke lokasi yang lain. Setibanya di lokasi itu, matahari mulai menguap dan menunjukkan kantuknya. Cahaya matahari yang kuat telah berganti remang-remang.

Setelah memilih beberapa kaset, saya terhenyak mendengar beberapa pedagang di sekitar penjual kaset itu saling bersahutan ingin melihat bayi yang dibuang ibunya di kantor pasar Beringharjo. Hati saya ikut tergerak menuju ke sana.

Orang-orang berdesakan mengintip dari jendela kantor pasar. Ketika mendapat kesempatan berada di urutan terdepan, saya memotret dengan kamera telepon seluler yang minimal. Saya ingat, saya membawa kamera. Jendela ditutup dan saya melangkah mundur untuk maju ke ruang kantor pasar itu.

Di kantor itu sudah ada pak polisi dari polsek terdekat. Pintu masuk ke kantor dijaga beberapa petugas keamanan pasar. Dengan jaket yang saya pakai, tas yang ada di pundak serta kamera yang ada di tangan, petugas keamanan pasar mengira saya seorang wartawan dan saya dipersilahkan masuk.

Dari dekat, saya menyaksikan seorang ibu muda menggendong bayi yang berumur 2 hari. Sang bayi yang belum bisa membuka matanya merasakan kehangatan pelukan wanita yang bukan ibunya sambil minum susu dari botol dengan rakusnya. Pak polisi menanyai ibu yang menggendong bayi itu. Maka berceritalah sang ibu muda itu.

“Saya penjual pakaian, berusia 30. Ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahun berkulit kuning langsat, memakai jilbab, datang ke tempat jualan saya. Dia menawar beberapa pakaian. Wanita itu membeli beberapa pakaian dan sudah dimasukkan tas kresek. Sebelum membayar belanjaannya, sang wanita itu menitipkan anaknya pada saya. Dia mau ke toilet, katanya. Setelah saya tunggu agak lama, ternyata wanita itu tidak muncul. Saya merasa, wanita itu memang sengaja meninggalkan anaknya pada saya. Di tas sang ibu anak itu, masih terdapat beberapa perban persalinan. Kemungkinan anak ini baru berusia 2 hari.”

Ketika beberapa orang di kantor itu menanyakan kelanjutannya, bagaimana nasib bayi itu, apakah wanita itu bersedia mengasuhnya, penjual pakaian itu melanjutkan,

“Anak saya sudah tiga. Kalau anak ini harus saya asuh, saya tidak keberatan.”

Saya tak tau apakah wanita penjual baju itu mengatakan bersedia mengasuh bayi tak berdosa itu karena iba atau karena emosional karena tidak bisa berpikir memikirkan nasib bayi tak berdosa itu.

Saya tak ingin banyak bertanya karena saya tak sedang membuat berita. Saya bukan wartawan. Lebih baik saya tutup mulut saja daripada nanti orang-orang di kantor itu mengetahui saya bukan wartawan, dan saya mendapat gebukan karena dikira berbohong. Saya tidak berbohong karena saya sejak awal tidak mengatakan saya wartawan. Mereka yang salah menafsirkan saya. Saya bersedia masuk, memotret, dan mendengarkan perbincangan mereka untuk mendapat sedikit data, karena hati saya tergerak untuk mengabarkan betapa malang nasib seorang bayi yang tak tau apa salahnya tapi harus menanggung dosa, tidak mengetahui asal-usulnya.

Seharusnya, hari ini saya bahagia karena hendak makan malam bersama keluarga atas usia yang ke-42. Jika benar bayi itu berusia 2 hari, hari lahir saya ternoda karena ada seorang wanita yang begitu tega membuang anaknya (apa pun alasannya). Anyway, Saya harus tetap bahagia karena saya bisa membagikan cerita pada teman-teman saya.

Hari ini kita belajar (kata-kata yang selalu ada dalam acara reality show Helmy Yahya) dari dua orang wanita. Yang satu tega membuang anaknya. Yang satu merasa mendapat anugrah atas bayi yang ditinggalkan ibunya. Anda yang menentukan, mau belajar pada siapa.

Tuesday, February 17, 2009

Malaikat


Ini posting terlambat. Sebuah kisah yang menggelikan sekaligus menjengkelkan dan kurang ajar serta berbau mistis.

Ceritanya, mantan babysitter anak kami yang kecil bernama Tuti, punya hobby pacaran. Klo sudah pacaran, tak ingat waktu. Jam kerja pun diabaikan. Beberapa kali, pacarnya datang pada jam dia bekerja, anak kami belum tidur siang. Sehingga, anak kami ditelantarkan begitu saja.

Suatu ketika, kami mengatakan: "kamu mau pacaran dengan siapapun, bukan urusan kami. Klo ada cowok ngapel, kami tidak keberatan asal pekerjaan dan tanggung jawab kerja tidak diabaikan. Silahkan datang ketika anak sedang tidur siang" (biasanya jam 12 siang - 3 sore)

Dasar lidah tak bertulang! Sudah mengamini aturan kami, dilanggar pula itu aturan

Suatu saat, pacarnya datang pagi hari jam 9. Saya sudah mengingatkan bahwa dia masih punya tanggung jawab kerja. "Sebentar saja koq pak," katanya.

Sudah jam 11, sang pacar yang tak tau aturan itu (melihat kami tak pernah menyapa) belum juga pulang. 3x saya memanggil Tuti untuk masuk ke rumah dan saya minta pacarnya segera pulang karena sebentar lagi jam makan anak kami. Tuti melanjutkan menemui pacarnya selama setengah jam lebih.

Akhirnya saya naik pitam dan berteriak  , "siapa yang harus mengusir pacarmu? kamu atau saya?"

Sang pacar akhirnya pulang dengan sikap kurang ajar. Sepeda motornya dinaiki dengan suara knalpot yang keras.

Mereka sedang bertengkar saat itu. Beberapa hari kemudian, Tuti minta ijin pulang dengan alasan bapaknya mendadak sakit. Saat itu, sebenarnya saya curiga dia pulang karena libur Idul Adha. Dia berjanji akan balik hari Senin. Ternyata, Senin pagi dia mengirim sms ke istri saya dan mengatakan bapaknya meninggal dunia. Innalilahi-wa-inalilahi-rojiun.

Esok harinya (Selasa), dia datang bersama kakaknya dan pamit berhenti kerja dengan alasan harus menjaga ibunya yang sakit-sakitan. Kamipun memberikan amplop berisi sumbangan sekedarnya sambil mengucapkan turut berduka cita pada kakaknya.

Kami harus mencari gantinya. Kemana? Istri saya menelepon babysitter sebelumnya yang bernama Ihnasib untuk meminta tolong mencarikan babysitter yang lain. Istri saya bercerita bahwa Tuti berhenti karena ayahnya meninggal dan harus pulang menjaga ibunya yang sakit-sakitan.

Di luar dugaan, Ihnasib memberitau istri saya bahwa ibu si Tuti tak pernah sakit. Bapak si Tuti pun tidak meninggal dunia.

WHAT???

Apa yang harus kami lakukan? Marah pun percuma. Si Tuti tak lagi bekerja pada kami.

Daripada stress dan marah sendiri, saya mengatakan pada istri:

Singo: "Wah, hebat ya si Tuti?"

Istri: "Apanya yang hebat?"
Singo: "tuh, punya bapak malaikat."
Istri: "Malaikat gimana?"
Singo: "Sudah mati, hidup lagi! Apa di surga kurang nyaman? Buktinya dia balik lagi ke dunia. Orang lain merasa nyaman di surga. Makanya gak ada orang mati yang balik lagi"

Saya gak tau bagaimana hukumnya jika seorang anak mengatakan bapaknya mati demi kepentingan dia sendiri. Dia ingin berhenti bekerja karena memutuskan pacarnya dan menghindar dari sang pacar.

Berdasarkan penelusuran agen CIA, si Tuti tak ada di desanya dan sudah bekerja di tempat lain. Nomor hapenya pun sudah ganti dan tak bisa lagi dihubungi.

Koq bisa ya, membohongi orang lain dengan alasan bapaknya meninggal?

Saturday, January 31, 2009

Dihubungi Tim Sukses Caleg


Selesai mengurus nomor XL saya yang hilang bersama sang hape pemberian murid saya dulu, ringtone di hape yang bersuara Butet Kartaredjasa menirukan salah satu mantan presiden Indonesia berbunyi. Itu tandanya, nomor yang menelepon belum saya save.

Penelepon memperkenalkan diri. Ternyata orang dalam juga, karena dia anaknya pegawai kampus. Doi menjelaskan tujuannya menelepon saya. Beliau diutus salah satu caleg partainya ibu untuk ikut mendukung sang caleg untuk pencalonan menjadi anggota DPRD Provinsi, setelah masa bakti sebagai anggota legislatif DPRD Kabupaten segera berakhir.

Mengapa harus saya? Katanya, saya punya jaringan yang kuat dengan alumni (bangga.com)  . Sang caleg memang dulu adik kelas saya di kampus. Anaknya dosen saya pula!

So what geto lho?

Sang tim sukses mengatakan ingin menemui saya untuk pembicaraan lebih lanjut. Tapi, saya langsung cut saja.

Singo: "Maaf ya mas, daripada kita menghabiskan waktu, mending saya ngomong terus terang saja. Gak usahlah menyangkutkan saya ke masalah beginian. Saya apolitik. Wegah berurusan dengan politik di Indonesia."
Tim Sukses: "Ok deh."

Saya memang apolitik. Jadi, meskipun yang jadi caleg itu adk kelas saya, yo ben toh? Emangnya kalo sudah jadi caleg, masih ingat saya? Kemungkinan besar ya TIDAK. Dia yang enak, dapet gaji buta, tapi lupa pada kita!

Capek deh......


nb: cerita tentang warna-warni menjelang pemilu akan berlanjut dengan cerita yang lain.


Monday, January 5, 2009

Kebohongan Cepat Atau Lambat Pasti Akan Ketahuan (bagian lain)


Tulisan ini menyambung cerita mbak Kiki di sini.

Ceritanya, pengasuh anak kami yang berumur 3 tahun berhenti kerja. Tuti, nama sang pengasuh anak itu, adalah pengganti temannya yang dulu bekerja dengan kami berhenti karena menikah (Sungguh).

Tuti ini nampak soleh. Menggunakan jilbab dan sholat 5 waktu.
Minggu-minggu pertama bekerja, istri saya sudah bingung. Lha masak hati + rempelo goreng, kita belon makan koq sudah ilang? Karena tak bisa membuktikan, ya kami tidak bisa menuduh.

Waktu terus berjalan. Setahun lebih dia bekerja dengan kami. Beberapa bulan terakhir bekerja, dia sering pulang dengan alasan ibunya masuk rumah sakit. Untuk alasan kemanusiaan, kami tak bisa menghalangi dia pulang. Prinsip kami, kalau toh berbohong, dosa urusan dia dengan Gusti Allah.

Beberapa bulan terakhir, pacarnya sering datang. Klo datang, tak kenal waktu. Maka, saya pun membuat aturan, menerima tamu pada saat anak sudah tidur siang ( jam 12 - 15).

Selepas lebaran, pacarnya datang. Jam 8.30 sudah datang. Saya pun mengingatkan dan mengatakan, maaf, kalau ketemu sebentar saja karena kerjaan kamu belon selesai. Ucapan saya tak dihiraukan. Sampai jam 12 belon pulang juga. Rencana saya mengerjakan hal lain terbengkelai karena saya harus menemani anak saya.

Saking naik pitamnya, saya berteriak  : "Tamumu suruh pulang saja. Saya yang ngusir atau kamu yang bilang ke dia?" Pacarnya termasuk kelompok tidak sopan. Kalau bertamu, tak pernah unggah-ungguh dengan kami.

Pada Idul Adha kemarin, dia mengatakan mau pulang minggu pagi karena bapaknya tiba-tiba sakit keras. Dia berjanji pulang hari Senin, tgl 8 (pas Idul Adha). Ternyata, hari senin pagi dia mengirim sms ke istri saya dan mengatakan tak bisa balik karena "BAPAK MENINGGAL DUNIA"

Hari Selasa, dia datang bersama kakaknya dan mengatakan tak bisa melanjutkan kerja karena harus menjaga ibunya di rumah yang sakit, sementara kakaknya juga harus bekerja. Tentu saja, kami meminta dia mencarikan pengganti terlebih dahulu.

Kami menghubungi Sungguh dan menceritakan apa yang terjadi serta minta tolong untuk dicarikan pengganti. Ternyata, Sunguh malah kaget ketika istri saya mengatakan bahwa Tuti itu berhenti karena Bapaknya meninggal dunia.

Dia mengatakan pada istri saya, "Bu, Bapaknya Tuti tidak meninggal koq. Ibunya juga gak sakit"

WHAT???

Jadi selama ini, si Tuti berbohong dan menggunakan alasan orangtuanya?
Ini lebih parah dari mantan calon pengontrak rumah yang dititipkan kepada mbak Kiki!

Menggunakan alasan orang tua sakit dan meninggal untuk kepentingan pribadi???


Ya sudahlah. Kami juga gak mau anak kami diasuh Tuti. Takut ketularan gak beres. Kami sudah ikhlas dia berhenti.

Malah, kami punya lelucon begini:
Si Tuti punya bapak seorang malaikat. Sudah meninggal, bisa hidup lagi. Dalam agama Nasrani, dia setingkat dengan Yesus. Mati dan bangkit lagi!


catatan:
1. Judul blog = punya mbak Kiki karena memang lagi gak kreatip.
2. Tuti = Tukang Tipu

Wednesday, December 31, 2008

Luka


Sebelum melanjutkan membaca posting ini, silahkan click ini  dan click ini juga lebih dahulu.

Di posting Rekor Beli Kaset Bekas, yang belum saya ceritakan adalah, salah satu kaset yang saya
pilih, diembat sang ekonom  . Itu pun taunya, setelah saya pulang dan melihat-lihat lagi, pilihan saya koq tidak ada? Esoknya, saya kembali kepada sang penjual dan menanyakan kaset tersebut. Sang penjual mengatakan: "wah berarti ya diambil Bapak yang kemarin". Alibi yang sangat kuat karena saat itu, pembelinya hanya saya dan orang itu.

Singkatnya, saya tak lagi respek pada orang tersebut karena setiap kali bertemu ketika sama-sama beli kaset bekas, orang tersebut selalu merasa saya adalah ancaman baginya. Kadang-kadang, seolah-olah dia tidak melihat saya meskipun jaraknya berdekatan. Saya ya cuek ajah. Mau diajak berteman gak mau. Ya sudah!


Tapi, saya selalu berpikir positif. Cepat atau lambat, saya pasti dapatkan kaset itu lagi. Dan, semalam, apa yang saya inginkan, TERJADI!!! 


Cerita kaset yang diembat menimbulkan LUKA. Tapi, LUKA itu sudah terobati karena saya sudah mendapatkan kaset ini:






Thursday, December 25, 2008

Setelah Upload dan Download Lelet


Dulu (ceritanya ngomong sejarah), klo mau DL lagu di MP, tak harus punya account MP. Terus, dibatasi, harus punya. Setelah punya account, bisa DL bisa juga UL. Lancar....... Sekali DL bisa langsung 4 lagu. Sekali UL, bisa langsung banyak.

Terus, pembatasan kuota mulai berlaku. UL terbanyak sekaligus 3. Itu pun, leletnya minta ampun.

DL? berbagai cara dilakukan oleh MP untuk membatasi sampai akhirnya tak bisa lagi DL. Untunglah punya teman-teman yang canggih yang bisa membuat DL bisa kembali dilakukan  . Tapi, harus dilakukan 1 by 1  . Capek deh......

Jadi males deh DL lagu di MP. So what?

Ya pakai cara lain! Request mp3 pada teman yang punya lagu yang diinginkan. Kirim-kiriman CD/DVD yang berisi mp3 terjadilah
Inilah indahnya berbagi.


Tapi, tak semua teman mau dan bisa berbagi. Jadi, requestnya cuma ke teman-teman yang bersedia ngasih aja. Yang tak mau dan tak bisa berbagi gimana? Ya udah, berarti tak merasakan indahnya sharing dengan teman lain.

Saya jadi ingat kata bijak: "Jika kamu membagikan kesedihanmu, kesedihanmu akan berkurang separonya. Jika kamu membagikan kebahagiaanmu, kebahagiaanmu akan bertambah 2 kali lipat." Ternyata benar lho!

Friday, November 28, 2008

Pingsan


Setelah nonton Ngayogjazz dan pulang kemalaman, masih melanjutkan buka2 komputer.

Hari Senin masih biasa saja.
Hari Selasa mulai agak merasa tak biasa. Tapi, dipaksakan kuat. Setelah mengajar, masih menemui mas diartokop untuk ambil foto Ngayogjazz.
Sampai di rumah, tak lagi bisa apa-apa dan tidur.
Hari Rabu, seharian tidur setelah beli material untuk perbaikan rumah karena kamis sore, maunya pulang ke jawa timur untuk 1 tahun meninggalnya Mami.
Hari Kamis pagi, badan terasa lebih enak. Berangkat ke airport untuk mengambil tiket istri yang akan berangkat ke Jakarta hari Minggu besok.
Sepulang dari airport, mampir toko arloji untuk ganti baterei arloji yang sudah mati dan servis arloji yang lain.
Ketika sedang menunggu pegawai menulis surat pengambilan, rasanya di depan saya cuman ada lembaran putih.
Habis itu, saya tak sadar lagi, sudah duduk di lantai, dan kepala terantuk pada lemari, bocor 1 centi.

Untunglah, ada inisiatif dari pegawai toko, mengantar saya pulang.
Tidur di rumah sampe malem. Kelamaaan tidur, pinggang yang jadi sakit......

Gak jadi pulang ke jawa timur.....

Wednesday, October 22, 2008

1 jam = Rp 25.000,00

 

 

Berapakah harga akses internet termahal yang pernah Anda bayar?

Setelah mendapat modem (Huawei E220) gratis dari teman (cihuyyyyyyyy dapet hadiah lagi!!!), rasanya tak sabar ingin akses internet di rumah. Sementara, applikasi saya ke Indosat sejak 2 Oktober 2008 tak juga dikonfirmasi.

Saya menyempatkan diri ke kantor Indosat dan menanyakan aplikasi itu. Jawabannya ya klise saja: masih menunggu.

Sekalian tanya, klo kartu im3 untuk akses internet via modem beginian apa bisa. Karena, saya pernah dengar, im3 murah dipakai untuk akses internet. Katanya, per jam kira-kira Rp 1.000,00. Ternyata itu untuk YM-an dari hape.

Ya udah, coba ajah. Akhirnya, saya mencobanya senin malam. Pulsa tersisa sebelum dipakai untuk koneksi kira-kira Rp 50.000,00. Setelah akses 1 jam (53 menit tepatnya), cek pulsa, tersisa Rp 25.000,00. Besoknya, saya pakai lagi. Ketika jam akses menunjukkan 50 menit, tiba-tiba disconnect. Saya sudah curiga, pulsanya habis.

Cek pulsa dilakukan. Tersisa Rp 3,00 (tiga rupiah!!!)

So, pulsa limapuluh ribu hanya dipakai 2 kali akses @ kira-kira 1 jam. Jadi, per jam = Rp 25.000,00. Dibanding akses internet di hotel yang berbayar, mahal mana ya?

Tapi, harus diakui, akses kecepatanya memang top! Jadi, tinggal nunggu aja aplikasi saya dikabulkan oleh Indosat dan mulai berselancar dengan jasa Indosat. Mau tak mau, saya harus bersahabat dengan Indosat setelah dulu sempat antipati dan terlalu fanatic dengan Telkomsel.

Mahalnya sebuah pembelajaran………

Monday, October 20, 2008

Remy Soetansyah: sudah 15 tahun….

 

Setelah posting tentang rencananya ke Jogja, langsung aja kita janjian.

16 Oktober 2008, saya dapet sms dari mas Remy (RS)

RS: Pa kabar pak. Sy ngejuri di ambarukmo plaza nih
SN: Nanti malam jam brp agak longgar? Br aja plg dr ngejar ira maya sopha
RS: ntar abis magrib kt tele2an deh
SN: sip
SN: Nginep di Santika ya?
RS: di Yogyakarta plaza pak

Sorenya….
SN: Skrg dimana nih? Sy msh di rmh
RS: Sy di hotel. Mau ketemu dimana?
SN: Sy ke hotel blh. Di excelso galleria mall jg blh. Jarak dr rumah sama.
RS: Enaknya diluar. Bosen jg di hotel terus.
SN: Ok. Excelso galleria mall asik jg. Dl sdh di amplaz, td mas Rem jg di amplaz. Jd, cr suasana lain ya?
RS: Oke. Jd ktm di galleria ya. Jlnny skr?
SN: Iya, saya juga mau jalan.
RS: Oke

Setelah itu kita ketemuan deh. Ngobrolin apa ajah, nggosipin siapa sajah. Tak terasa udah hampir jam 10, dan mas Remy belon makan malem.

SN: Yok, kita lanjutkan ke gudeg.

Saya ajak mas Remy naik motor ke warung gudeg tak jauh dari Galeria Mall. Di warung gudeg ini juga dulu saya makan bersama mas JSOPS.

Selesai makan, mampir Circle-K untuk beli sedikit makanan. Lalu….

RS: Pak Singo, saya sudah sekitar 15 tahunan tidak naik motor. Di Jakarta ngeri naik motor.
SN: Ya gpp, di sini aman.

Bisa bayangkan betapa berdebarnya jantung mas Remy melakukan hal yang sudah tak dilakukannya selama 15 tahun? Gimana rasanya, mas Remy???

 

Friday, October 17, 2008

Ketemu Cinderella





Ira Maya Sopha identik dengan Cinderella gara-gara operet yang dimainkannya di akhir tahun 70an.

Lha, tadi saya ketemu Cinderella itu. Sambil, minta sign tentunya. Kali ini, yang dapet sign bukan saya, tapi Hans. Soalnya, sign nya di cover kaset yang sudah dipesan Hans.

Klo begini, yang senang saya atau Hans ya?

Ya tentu saja saya ikut senang, lha wong bisa foto. Hans cuman bisa ngiler atau mimpi untuk foto ajah.

Pesan dari sang Cinderella buat Hans: “saya mau donk mp3 kaset-kaset saya”

Nah lho Hans. Sudah dikasih tanda tangan, gantian kamu yang kasih dia mp3 nya. Jangan kuatir, alamat emailnya sudah ada di saya koq. Takkan lost contacts.

menyumpahi yang menyumpahi saya

 

Ada pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi pada saya Minggu lalu.

Meskipun sudah saya bayar, tukang parkir itu masih tidak bersyukur dan malah menyumpahi saya. Daripada bertengkar dengan dia, mending ditulis aja di koran.

Tak bisa menulis artikel, ya menulis surat pembaca aja. Bisa dibaca di sini.

 

Wednesday, October 15, 2008

MULTIPLY, FACEBOOK vs FRIENDSTER

 

Sekarang jamannya berteman via dunia maya. Berkenalan dengan orang yang belum dikenal sebelumnya lalu bergabung dalam satu komunitas, atau mengajak orang yang sudah kenal dan memiliki kesamaan bergabung dalam komunitas itu.

Milis (mailing list) adalah yang paling popular dan mungkin yang pertama. Dengan gampang seseorang menciptakan komunitas milis dan mengajak teman-teman yang sudah kenal dan memiliki persamaan, misalnya asal sekolah, kelas, daerah, hobby, dll.

Pertama kali, saya bergabung dengan milis yang dibuat oleh teman-teman satu angkatan kuliah. Karena hanya melibatkan teman sekitar 30, akhirnya milis ini mati segan hidup tak mau. Keterbatasan topic dan kebosanan menjadi alasan mengapa milis tersebut jadi sayup-sayup.

Ikut lagi milis alumni. Lumayan lah di sini. Karena alumni tersebar di seluruh dunia dan topic tidak dibatasi, milis ini jauh lebih berkembang. Di sana bertemu senior dan junior dari almamater dan jurusan yang sama.

Setelah milis, mulai kenal jenis komunitas lain. Sejak dulu, FRIENDSTER sering saya dengar. Murid-murid saya yang kebanyakan SMA, merekomendasikannya. Namun, melihat pergerakannya yang kebanyakan berisi anak-anak ABG, saya jadi malas.

Seorang teman memperkenalkan MULTIPLY dengan kiriman email-email yang dia posting. Awalnya, saya mengenal MULTIPLY karena sering mencari gratisan download lagu. Waktu itu, tanpa harus memiliki akun MULTIPLY, download lagu bisa seenaknya saja. Fasilitas yang dibatasi, akhirnya membuat saya memiliki akun MULTIPLY.

Di MULTIPLY, saya mulai berkenalan dengan teman-teman yang memiliki hobby yang sama, mendengarkan lagu-lagu lawas. Akhirnya kenallah saya pada orang-orang yang juragan lagu seperti mbak Wi, Cecep, ErwinHans, Hougo, dll.

Tak berhenti di sana, saya berkenalan pula dengan virus kaset bekas yang ditularkan secara ganas oleh Cecep. Akhirnya, terjerumuslah saya ke jurang hitam kaset bekas yang adiktif. Entah kapan saya bertobat. Cecep lah yang bertanggung jawab!!!

Setelah menjelajah MULTIPLY, beberapa teman sering invite saya bergabung dengan FACEBOOK. Mulanya, saya tidak tertarik sama sekali karena saya amati, di sana saya tak bisa berbagi musik. Tapi, setelah 2 orang seleb memprovokasi saya, terceburlah saya di sana.

Terus terang, sampai sekarang pun saya belum begitu menikmatinya karena kesulitan upload lagu (yang katanya bisa). Nampaknya harus install sebuah aplikasi lebih dahulu. Capek deh!

Di luar ketidaknikmatan itu, FACEBOOK menjadi ajang buat saya lebih dekat pada artis (celebrity). Dari FACEBOOK yang saya ikuti, saya berkomunikasi dengan beberapa artis pujaan saya. Tak terkecuali Gita Gutawa, artis favoritnya Erwin!

Bagaimana dengan FRIENDSTER? Sampai sekarang, saya masih sering mendapatkan invitation to join dari teman-teman. Tapi, selalu saya abaikan. Saya tak pernah tertarik bergabung dengan FRIENDSTER karena sejauh saya amati, penghuninya lebih banyak ABEGE yang rasanya saya ndak bisa nyambung dengan omongannya. Selain itu, saya juga tak siap mengelola email saya jika mendapat notifikasi dari MULTIPLY, FACEBOOK, dan FRIENDSTER yang akan semakin berjibun jika saya membuka akun di FRIENDSTER nantinya.

Lebih dari itu, mungkin klo baca posting-posting di FRIENDSTER, saya akan dipusingkan dengan gaya menulis abege yang seringnya 31K1N P0E51N6 dengan gaya tulisannya y4n6 5epe2t1 1N1, 5e34641m4n4 pe2n4h d1p05t1n6 mas 1nY0n6 di 51n1.

Jadi, yang invite saya ke FRIENDSTER, untuk sementara, saya tak pernah ada niatan untuk menggabungkan diri ke sana. Mending di MULTIPLY  ajah……..


 

Wednesday, September 24, 2008

Republik Indonesia 2 yang Kena Leukimia

 

Saat asyik ngobrol dengan mas Diartokop di hotel Santika kemarin malam, seorang bapak berbadan gempal menghampiri kami, bertanya pada saya apakah saya crew SCTV yang sedang mengadakan acara Konser Ramadhan. Bapak tersebut menceritakan bahwa ia ingin sekali bertemu artis ST12 untuk memenuhi keinginan anaknya yang ngefans berat pada kelompok tersebut.

Sang Bapak ingin menunjukkan kasih sayangnya yang berlimpah dengan mencoba memenuhi keinginan anaknya yang sangat besar untuk bertemu artis pujaannya. Sang anak menderita penyakit LEUKIMIA. Sambil menunjukkan bukti surat dari rumah sakit bahwa anaknya memang menderita penyakit itu, saya menyarankan sang Bapak untuk menunjukkan surat tersebut kepada reception agar bisa diijinkan bertemu.

Beberapa saat kemudian, sang vokalis grup ST12 menuju ke lobby dimana Bapak dan kedua anaknya menunggu. Bertemulah mereka meskipun sang anak lalu malu-malu. Charly, sang vokalis ST12, menyambut keinginan mereka dengan senang hati dan sabar. Bahkan lalu memberikan kenang-kenangan berupa kaos. Tanpa modal kamera untuk mendapat kenangan dengan pujaan hatinya, saya ingin ikut menyemangati sang anak. Saya memotret mereka dan meminta alamat agar foto nanti bisa saya berikan.

Sang Bapak menulis di secarik kertas nama anaknya. Sang anak bernama Republik Indonesia 2. Anak yang lain bernama Republik Indonesia 1. Mereka adalah anak kembar. Republik Indonesia 1 sehat walafiat.

Saya lupa berkenalan dengan sang Bapak. Tapi, saya pasti mengirim foto mereka beberapa hari lagi setelah saya mencetak foto itu. Semoga foto dengan artis pujaannya bisa memberinya semangat untuk terus berjuang melawan penyakitnya. Semoga pula, foto tersebut menjadi hadiah terindah lebaran tahun ini. Hanya ini yang saya bisa berikan.

Tetap semangat dik Republik Indonesia 2! Semoga engkau tetap bersemangat berjuang melawan penyakitmu sambil menyanyikan P.U.S.P.A dengan lantang!!!

 


keterangan: Republik Indonesia 2 (kiri)

Friday, August 29, 2008

Berburu Kahitna





Giliran Kahitna manggung di Yogya, saya harus bertemu untuk sign di koleksi saya.

Pagi, pada saat mereka sedang breakfast, saya menuju restoran di hotel. Pertemuan dengan Yovie yang ketiga, saya berikan kaset Indonesia 6 yang sebenarnya pesanan Hougo. Sudah dapet restu dari Hougo untuk memberikan kaset itu ke Yovie (cari lagi syusyah!). Tq Hougo!

Langsung menuju meja dimana Hedi, Bambang dan beberapa rekan lain ada di sana. Langsung pamer koleksi untuk ditandatangan. Dengan diperkenalkan oleh Yovie klo koleksi saya lengkap!

Hedi kebagian yang pertama karena ada juga koleksi album solonya.
Selanjutnya…. personil yang lain ikut tandatangan. Aduh….. makin komplit ajah.

Ganjaran buat fans yang punya album komplit, nonton show-nya GRATIS! Di backstage lagi!

Bener-bener terasa jadi SOULMATE Kahitna. Jadi seperti temen........

Saturday, August 23, 2008

Ada Yang Ngambek

 

Ada yang pm (19/8) dengan message:

halo mas, boleh gak saya add sbg teman? silahkan mas liat2 MP saya dulu, karena folder music nya saya hidden, bila memang kurang berkenan, bole di delete lagi, makasih yah mas sblm nya

Saya balas:

terima kasih.... tapi sebelumnya, seperti kontak yang lain (i have to be fair), saya pingin tau koleksi musiknya dulu. cara yang bisa ditempuh adalah: list saja semua koleksi musik mbak di sini.
selain musik, kadang saya juga melihat blog. apakah tulisannya sesuai dengan irama/gaya yang saya sukai.
saya tidak suka men-delete teman yg sdh jadi contact. rasanya gimana gitu......
mending dari sejak awal, saya merasa bisa jadi contact, ya saya accept. Klo tidak, ya saya tunggu karena mungkin suatu saat bisa.
sekali lagi.... terima kasih.....


singo


dibalas lagi:

masa semua dilist ? gmn cara nya ? byk begitu koleksi lagu2 saya.
ya udah lah kalo ga bisa, ga apa2 kok mas


saya balas lagi:

saya penggemar lagu 80an. jika ada lagu2 80an yang bisa di list, silahkan.
journal yang anda tulis, akan saya baca apakah tulisannya sesuai dengan selera saya.
beberapa contacts saya, baru menjadi contacts setelah sekian lama berinteraksi terlebih dahulu....

salam,

 

habis itu….. pm ini tak lagi dibaca.

Lho, koq ngambek?

 

Thursday, August 14, 2008

Gagal Ketemu: DI3VA

 

Salah satu artis yang saya buru waktu Soundrenalin 2008 di Yogya kemarin adalah DI3VA. Ide saya, mereka bertiga masing-masing memegang kaset pada foto ini dan saya potret.

Sayang beribu sayang. Saya gagal! Yang pertama, saya gak jadi ke hotel karena siang pada saat jam mereka check ini di hotel, saya gak jadi berangkat. Istri sedang tak enak badan, babysitter mendadak pulang karena ibunya sakit.

Rencana kedua, ke hotel malam atau besok paginya. Ternyata, KD & Uthe langsung pulang selesai manggung sore itu. Gak jadi deh!

Gagal maning…. Gagal maning! (kaya penjahat tuyul di sinetron “Tuyul dan Mbak Yul”)

Thursday, August 7, 2008

Nasib!

 

 

Kaset bekas yang saya dapet ini termasuk langka. AB Three Nina Poni. Jaman awal karir mereka setelah ikut kontes Asia Bagus.

Waktu beli, sebenarnya sudah gak enak hati. Antara beli atau tidak. Nunggu tokek di siang hari, tak ada yang bersuara.

Karena langka, ya udah lah gua beli. Meskipun, waktu itu kondisinya memprihatinkan. Covernya lengketttttttt. Saya pikir, "if there's a will, there's a way" (kaya tagline nya yang mencalonkan diri jadi presiden). Pasti masih bisa diperbaiki.

Berdasarkan petunjuk guru spiritual perkasetan saya, cover lengket masih bisa ditolong dengan merendamnya di air yang dicampur pemutih (Bayclin).

Operasi rahasia dimulai hari Senin siang. Dua jam sudah berlalu, saya lihat koq masih lengket? Saya teruskan merendamnya sampai malam. Waktu saya lihat malam hari, sudah mulai terkelupas dikit-dikit tapi tidak semua.

Hari Selasa, sama sekali tidak saya tengok. Pulang ngajar malem hari, saya mau lihat. Mudah-mudahan virus lengket terkelupas.

Waktu lihat ember yang saya gunakan sudah bersih, perasaan sudah mulai gak enak.   Mau tanya pembantu, sudah tidur.  Akhirnya, kemarin pagi saya tanya,

J(uragan): "cover kaset yang saya rendem ada di mana?"
P(embokat): "Sudah saya buang, pak!"
J: "Dibuang kemana?" tanya saya.
P: "Ke sampah"
J: "Sampahnya sekarang di mana?"
P: "Sudah saya buang juga!"


Alamakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.................. Rasanya langsung terjadi gempa!  

Nasibbbbbbbbbbbbbbbbbbb. Kalo nasib goreng mah, enak dimakan. Lha ini, nasib kaset bekas langka, covernya dibuang! Kapan lagi dapet kaset seperti ini?  

Saturday, August 2, 2008

Koreksi

 

Salah seorang teman, punya blog. Tapi dia lebih aktif di multiply. Suatu ketika, saya mengunjungi blog nya. Dia menulis dalam bahasa linggis. Mata saya yang terbiasa nyoret-nyoret pekerjaan murid, mulai menggeliat dan rasanya saya berdosa pada ilmu yang saya miliki jika tidak ikut membenarkannya.

Lalu, saya coba benarkan dan saya kirim koreksinya via email. Teman itu berterima kasih. Dalam pengakuannya, dia malu karena ada kesalahan. Tak usah malu. Yang namanya belajar, pasti membuat kesalahan. Tanpa kesalahan, tak ada proses belajar.

Beberapa hari yang lalu, ada yang posting pake bahasa linggis. Dia orang terkenal. Sama seperti cerita di atas, saya koreksi yang menurut saya perlu dikoreksi. Setelah melakukan beberapa koreksi, saya sadar, tindakan saya mungkin tidak berkenan baginya. Saya langsung pm, silahkan dikoreksi dan setelah koreksi, delete saja comment saya. Benar! Seluruh comment saya yang bersifat korektif, di delete. Nampaknya ini dilakukan sebelum baca pm saya.

PM saya dibalas dengan terima kasih. Setelah itu, saya lihat lagi, ternyata tidak semua koreksi saya dilakukan. Saya koreksi total via pm untuk tidak mempermalukannya sambil meminta maaf jika kurang berkenan. PM saya tak dibacanya sampai terakhir saya buka multiply pagi ini.

Dalam hati, saya berpikir, mungkin dia memang tidak berkenan. Atau bahkan bisa saja dia merasa saya adalah orang yang s(y)ok!

Apa seh perasaan kamu kalau ada tulisan kamu yang dikoreksi biar benar dan enak dibaca?

Saya sih mengoreksi karena demi keilmuan saya.

Bukankah kalo bahasa linggis nya benar, dia juga yang dipuji?
Bukankah saya ini konsultan gratis? Padahal, jadi konsultan itu kan mestinya diKON (= disuruh) uSUL, dibayar konTAN???

 

Sunday, June 15, 2008

Demi Idola


Temen saya punya idola Malyda. Setelah nonton Show RUMPIES di Kamasutra Crowne Plaza tanggal 7 Juni 2008 lalu, kecintaannya makin membara. Foto bersama pun dilakukannya.

Adrenalinnya bertambah membara ketika sang idola "meminta bantuan" mencarikan album "haram"nya.

Tak rela riwayat hidupnya kosong belaka di kamus pintar dunia maya, Wikipedia, segeralah dia kesana dan "menyunting" (bukan mempersunting) data yang pantas dibaca seluruh dunia.

Tak hanya kata-kata, gambar sang idola pun dibawa serta mengisi kamus pintar. Jadilah riwayat karir idolanya lebih berwarna.

Selengkapnya, silahkan lihat di sana ......