Showing posts with label bencanaohbencana. Show all posts
Showing posts with label bencanaohbencana. Show all posts

Thursday, August 7, 2008

Nasib!

 

 

Kaset bekas yang saya dapet ini termasuk langka. AB Three Nina Poni. Jaman awal karir mereka setelah ikut kontes Asia Bagus.

Waktu beli, sebenarnya sudah gak enak hati. Antara beli atau tidak. Nunggu tokek di siang hari, tak ada yang bersuara.

Karena langka, ya udah lah gua beli. Meskipun, waktu itu kondisinya memprihatinkan. Covernya lengketttttttt. Saya pikir, "if there's a will, there's a way" (kaya tagline nya yang mencalonkan diri jadi presiden). Pasti masih bisa diperbaiki.

Berdasarkan petunjuk guru spiritual perkasetan saya, cover lengket masih bisa ditolong dengan merendamnya di air yang dicampur pemutih (Bayclin).

Operasi rahasia dimulai hari Senin siang. Dua jam sudah berlalu, saya lihat koq masih lengket? Saya teruskan merendamnya sampai malam. Waktu saya lihat malam hari, sudah mulai terkelupas dikit-dikit tapi tidak semua.

Hari Selasa, sama sekali tidak saya tengok. Pulang ngajar malem hari, saya mau lihat. Mudah-mudahan virus lengket terkelupas.

Waktu lihat ember yang saya gunakan sudah bersih, perasaan sudah mulai gak enak.   Mau tanya pembantu, sudah tidur.  Akhirnya, kemarin pagi saya tanya,

J(uragan): "cover kaset yang saya rendem ada di mana?"
P(embokat): "Sudah saya buang, pak!"
J: "Dibuang kemana?" tanya saya.
P: "Ke sampah"
J: "Sampahnya sekarang di mana?"
P: "Sudah saya buang juga!"


Alamakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.................. Rasanya langsung terjadi gempa!  

Nasibbbbbbbbbbbbbbbbbbb. Kalo nasib goreng mah, enak dimakan. Lha ini, nasib kaset bekas langka, covernya dibuang! Kapan lagi dapet kaset seperti ini?  

Tuesday, May 27, 2008

Hari Ini 2 Tahun Yang Lalu


 

Hari ini, tepat 2 tahun yang lalu, pagi hari ketika orang-orang Yogya mulai menggeliat untuk melakukan aktivitas, tiba-tiba bumi bergoncang. Seketika, berhentilah kegiatan yang mulai menggerakkan kehidupan. Orang menjadi ketakutan tanpa tau yang terjadi gempa tektonik atau vulkanik. Beberapa jam setelah itu, Yogya menjadi chaos. Isu tsunami merebak secepat kilat diantara kebingungan orang-orang.

Yang berada di tengah kota Yogya langsung tunggang langgang menuju ke arah utara untuk menghindari air bah tsunami yang katanya datang dari selatan dan sudah mencapai jalan Bantul. Akal sehat tak lagi jalan karena emosi lebih berada di depan.

Akses komunikasi untuk mengabari keluarga di tempat yang jauh mulai terputus. Beberapa menit setelahnya, tv pun mulai memberikan gambaran betapa parahnya sang gempa merusak apa yang selama ini menjadi tempat kita berpijak.

Siapa yang bisa menyelami rahasia Illahi?


Posting saya sebelumnya tentang gempa ada di sini. Cerita mengharukan dan saya menemukan teman baru ada di sini.

Thursday, April 5, 2007

Lumpur Lapindo: Lihat mereka…….

 


Perjalanan pulang ke kampung yang mestinya menjadi membuat senang, ternyata harus dibungkus dengan kekhawatiran. Jadwal kereta yang tercantum di tiket pukul 9.10 dari Stasiun Gubeng, Surabaya, meleset jauh. Kereta mengalami keterlambatan. Baru pada pukul 10.30 kereta berangkat menuju ke Jember.


 


Memasuki Porong, kereta harus memperlambat laju kecepatan karena rel kereta sudah digenangi lumpur. Kecepatan yang lambat membuat sebagian penumpang mengarahkan lensa kamera (baik pesawat komunikasi maupun kamera digital) beramai-ramai memotret bencana ini. Penduduk yang memiliki intuisi bisnis pun menawarkan VCD Lumpur Lapindo seharga Rp 10.000,00 per keping. Saya membeli lebih karena kasihan pada penjual. Beberapa penumpang lain juga membeli.


 


Melihat kondisi jalan yang sudah tak layak pakai karena digenangi air bercampur lumpur, rasa kasihan pada penduduk pun muncul. Tanpa harus mencari siapa yang bersalah, entah Lapindo Brantas atau alam, penduduk tetap menjadi korban. Rumah mereka tak lagi bisa dihuni sementara janji ganti rugi hanya menjadi wacana tanpa ada bukti nyata.


 


Sehari sebelum pulang ke Surabaya, dipastikan kereta jurusan Jember – Surabaya tak beroperasi. Saya membatalkan tiket yang sudah saya beli seminggu sebelumnya. Saya dan anak terpaksa naik bus. Di terminal, kami pun harus menunggu beberapa saat sebelum mendapatkan bis patas. Bagian informasi yang ditanya jadwal keberangkatan bis awalnya mengatakan bis berangkat pukul 8.00. Pukul 8.00, ketika bis patas yang kami tunggu tak muncul, saya bertanya lagi pada bagian informasi dan dijawab bis patas tak beroperasi. Mengapa pelayanan di Indonesia selalu berwajah buruk dan selalu berbohong?


 


Ketika akan memutuskan naik bis ekonomi, bis patas datang. Pertanyaan yang sama, mengapa petugas di bagian informasi harus berbohong? Hanya untuk informasi seperti ini saja harus berbohong. Makanya Indonesia gak pernah bisa maju karena pejabat-pejabatnya suka bohong meskipun hal-hal kecil.


 


Sopir yang ditanya jam berapa sampai di Surabaya tak berani memberi jaminan kepastian karena rute perjalanan pun diubah memutar ke Mojokerto terlebih dahulu. Wah, terbayang betapa perjalanan normal 4 jam harus berubah menjadi 6 atau 7 jam?


 


Untungnya, rute via Mojokerto tak terjadi. Teman saya mengirim SMS, “itung-itung sambil piknik, mas!” Nakal juga komentar teman yang satu ini. Sesampai di Porong, kamera digital kembali beraksi. Kami melewati rute beberapa hari sebelumnya. Perbedaannya, rel kereta sudah tak dapat lagi dilihat.


 


Saya tertarik pada 2 spanduk yang terpampang di jalan masuk pembuatan tanggul yang berbunyi:


 


“Hay Antek Lapindo DENGARKANLAH!!!


Tangisan dan Rintihan Rakyat Kecil menunggumu


Tegakkan hukum di Indonesia dalam porsi yang sebenar


nya dan pihak lapindo tidak ada macam2


Sertifikat petok D atau letter C HARUS DIBAYAR!!!”


 


dan 


 


“Kami warga korban Lumpur


Memberi batas pembayaran sampai 31 Maret 07


Jika Tidak!!! Seluruh kegiatan Lapindo


HARUS DIHENTIKAN”


 


 


Nampaknya, penduduk sudah bosan dengan janji-janji yang berupa wacana dan kebohongan-kebohongan yang selalu melintasi udara kehidupan kita.


 


Sampai kapan, penduduk/rakyat kecil menjadi korban kebohongan dan pendengar wacana yang indah-indah?


 


 


Yogyakarta, 5 April 2007


 


foto-foto baru ada di album Lumpur Lapindo

Thursday, February 22, 2007

Yogya Thypoon




Yogya yang dulu terkenal adem ayem, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun menjadi amuk alam sebanyak 2X (yang menimbulkan korban jiwa)

biarlah orang menduga apa yang sedang terjadi, namun marilah kita menjadi ramah kepada alam, sesama dan penguasa jagat raya.....

Tuhan tak pernah menghukum. Fenomena alam memang selalu berulang. Namun, jika kita ramah pada alam, alam pun bersahabat dengan kita....

Semoga.......

Lumpur Lapindo




ketika di Yogya terjadi gempa, di belahan lain di jawa timur, terjadi pula bencana lain. Kemunculan lumpur yang awalnya cuma sedikit, tak disangka melebar dan menjadi bencana pula.....

apa pun bencana itu, rakyat jelata tetap tak berdaya.......

foto-foto ini saya ambil ketika melewati lokasi di sana.

tambahan foto-foto ini saya dapatkan bbrp hari yang lalu waktu pulang kampung untuk berlibur......

Yogya Earthquake




Mengapa Bencana akrab dengan kita?

Pagi itu, saya masih tertidur. Saya bermimpi ada pesawat lewat di atas saya dengan suara gemuruh yang luar biasa. Menjadi tak biasa, ketika tubuh saya ikut bergoncang. Saya terbangun dan tembok di kamar pun bergoyang.

Tanpa pikir panjang, saya langsung ke luar rumah karena saya tau itu gempa. Sampai di luar, saya tak melihat anak sulung kami. Saya langsung masuk rumah lagi dan menggendong anak sulung yang sedang bersolek karena akan berangkat ke sekolah dan berlari sambil merasakan berat badan anak saya yang lumayan.

Gempa 27 Mei 2006 tak mungkin terlupa dalam hidup saya. Baru kali ini saya merasakan betapa hebatnya gempa.

Bersyukur karena tak terjadi apa pun pada rumah kami. Namun, ternyata rasa syukur itu serasa tak adil, karena saudara-saudara di tempat lain menjadi korban hebatnya gempa ini. Dalam sekejap, mereka tak lagi punya apa-apa.

Foto-foto ini sebagian besar saya ambil sendiri namun ada yang pemberian teman.

Semoga foto ini selalu mengingatkan betapa kita ini bukan apa-apa. Alam dan Tuhan lebih berkuasa daripada kita..........