Showing posts with label commentberita. Show all posts
Showing posts with label commentberita. Show all posts

Thursday, June 4, 2009

geram


Sudah lama sekali saya tidak posting. Malas, bosan, capek dan seribu satu alasan lain yang tak layak.

Tapi, setelah membaca KOMPAS (3 Juni 2009) yang memuat cerita tentang Ibu Prita Mulyasari, rasa kemanusiaan saya terusik. Rasanya ingin menumpahkan uneg-uneg saya atas kejadian aneh, tidak manusiawi, dipaksakan
, semena-mena dan seribu satu alasan tidak masuk akal lainnya.

Setelah melihat beberapa komentar dan aksi di dunia maya untuk mendukung Ibu Prita, hasrat menulis pun luntur karena lebih banyak melakukan aksi mendukung atau membaca seribu satu berita tentang ibu Prita.

Sebenarnya, berita tentang ibu Prita ini sudah sempat diposting seorang teman di multiply-nya. Tapi waktu itu, saya tidak begitu ngeh dan malas untuk beraksi. Saya trauma berhadapan dengan rumah sakit, yang lebih sering tidak menyembuhkan tapi malah menyakitkan.

Ketika membaca KOMPAS kemarin, saya benar-benar geram. Garam, bumbu dapur yang sering kita gunakan untuk memasak, telah menaikkan tensi saya dan ingin ikut berkomentar. Kegiatan CAUSE di facebook yang jarang saya ikuti, atas undangan seorang teman, saya confirm. Jadilah saya bergabung di Cause DUKUNGAN BAGI IBU PRITA MULYASARI, PENULIS SURAT KELUHAN MELALUI INTERNET YANG DITAHAN
dan menjadi fans Say No To RS OMNI Internasional Tangerang. Saya ingin bersimpati dan toleransi pada ibu Prita serta teman-teman yang berjuang untuk Ibu Prita.

Kejadian kemarin sungguh bak keajaiban. Dalam sehari, berbagai media langsung mengangkat masalah ini. Para capres yang mencoba menarik simpati calon pemilih pun tak mau ketinggalan (meskipun ada yang mengeluarkan statement gak nyambung) ikut memperjuangkan ibu Prita.

Rasanya, baru sekali ini di negara kita, ada kasus yang ditanggapi begitu cepat dan langsung memberi efek luar biasa (pembebasan ibu Prita).

Kejadian yang menimpa ibu Prita tidak kita harapkan. Namun sebaliknya bagi RS Omni Internasional Tangerang. RS Omni yang tertawa terbahak-bahak atas "kemenangan" dan "kebahagiaan di atas penderitaan orang lain" barangkali berujar: "Rasain lu, gue dilawan?"

Tapi, setelah semua pihak berjuang sampai akhirnya ibu Prita mendapatkan kebebasannya, rasanya ganti RS Omni yang tertekan. Bayangkan, sebuah institusi besar, bertaraf internasional (dari penyebutan nama institusinya), ditekan oleh jutaan orang di negara ini. Mungkin setelah pembebasan ibu Prita, RS Omni mulai salah tingkah (salah sendiri, koq bertindak dulu baru mikir!).

Hari ini, di KOMPAS, muncullah pernyataan "RS Omni Terbuka untuk Melakukan Perdamaian". Lha, koq enak betul ngomongnya? Kemarin-kemarin memperkarakan ibu Prita dan menuntut ganti rugi sebesar Rp 161 juta + Rp 100 juta. Sekarang mau damai? Aya-aya wae!

Saya sungguh geram, bagai garam yang bisa menaikkan tekanan darah menjadi tinggi!

terbersit harapan, tulisan ini tidak digunakan oleh pihak RS Omni untuk memperkarakan saya dengan tuduhan "pencemaran nama baik". Ini kan sekedar tulisan tanpa arti, dibanding ngurusin duit yang masuk ke kas RS Omni?

Saturday, November 1, 2008

vea75: Kecewa pada Air Asia

 

Vea75 alias Veronica Hanny Arsanty pernah optimis pada Air Asia (baca di sini). Tapi ternyata, optimismenya tak berlanjut. Setelah menunggu dan sabar kehabisannya, ia jadi marah-marah. Kepada KOMPAS, ia menyalurkan aspirasinya seperti ini:

Promosi Rute AirAsia Merugikan

Tergiur oleh iklan promosi pembukaan rute baru AirAsia Batam-Kuala Lumpur, saya dan suami tertarik membeli tiket promosi itu melalui situs AirAsia (29 Juli 2008). Rute kami Batam- Kuala Lumpur-Batam. Berangkat 1 Oktober dan kembali 5 Oktober (kode pemesanan A7PLDI) dengan harga Rp 1.428.000.

Tanggal 1 Agustus 2008, suami saya mengubah tanggal berangkat menjadi 28 September. Tanggal kembali tetap 5 Oktober. Atas perubahan itu, kami dikenai biaya tambahan Rp 548.000.

Sampai 24 September 2008 tak ada informasi apa pun dari AirAsia. Pada hari itu, ketika saya menelepon kantor AirAsia Batam untuk konfirmasi tiket, ternyata petugas AirAsia menginformasikan bahwa rute Batam-Kuala Lumpur telah dibatalkan.

Siang itu juga saya dan suami langsung mendatangi kantor AirAsia Batam (berbicara dengan Saudara Amsar). Amsar membenarkan bahwa rute tersebut memang telah dibatalkan.

Mengapa kami tak secepatnya diberi tahu? Yang bersangkutan bilang, itu tanggung jawab sepenuhnya AirAsia Malaysia, bukan AirAsia Indonesia.

Kemudian saya disodori dua pilihan untuk penguangan. Yang pertama dengan cara dikreditkan kembali ke kartu kredit. Yang kedua dengan disimpan di AirAsia sehingga jika sewaktu-waktu ingin membeli tiket AirAsia, kami tinggal menggunakan kredit yang telah disimpan itu. Saya memilih penguangan ke kartu kredit, dikenai potongan Rp 30.000, dan disetujui.

Yang membuat saya dan suami marah dan kecewa ialah penjelasan bahwa pengembalian uang hanya Rp 1.428.000. Yang Rp 548.000 tidak dikembalikan karena merupakan biaya ganti tanggal dan itu hangus. Padahal, pembatalan oleh pihak AirAsia.

Veronica Hanny Perum Sarmen Raya Blok S, Bengkong Sarmen, Batam

boleh juga klik disini.

 

Tanya: bagaimana kelanjutannya, Vero?

 

 

Friday, August 29, 2008

Ternyata Pamer Itu Boleh!!!

 

Masih tentang pamer yang dilarang oleh pahlawan kesiangan (istilahnya Cecep), ini ada artikel menarik dari koran KOMPAS. Diambil dari sini.

Kamis, 28 Agustus 2008 | 07:49 WIB
Tulisan berjudul ”Geliat Portal Berita dan Senjakala Blog” di rubrik ini, 14 Agustus 2008, cukup mengejutkan para blogger, baik para blogger lawas maupun para debutan yang baru mencoba melangkah ke dunia blog. Pasalnya, blog dianggap sudah di ambang batas senja dan segera masuk ke dunia kegelapan.

---diedit saja-----

Portal maupun blog hanyalah pilihan, toh kedua-duanya bisa didapat secara gratis. Lebih dari sekadar itu, para blogger yang mengisi kontennya di blog atau portal mereka tidak akan pernah mati. Jumlah mereka diperkirakan malah bertambah. Selain membuat blog sendiri dari situs penyedia blog gratisan seperti Blogger dan Wordpress, mereka juga mewujud dalam situs jaringan sosial seperti Facebook, Multiply, Friendster, dan Myspace yang juga menyediakan lahan gratis untuk blogging.

Kini, jagat maya blog bakal semakin disesaki para pendatang baru, yakni para selebritis papan atas Indonesia, mulai penyanyi sampai artis sinetron yang berhasrat ngeblog. Karena yang membuat dan mengisi blog orang- orang ternama di dunia selebritis, nama khusus untuk mereka pun menjadi celeb blog atau blog seleb dalam bahasa Indonesia.

Pada awal kelahirannya, kehadiran blog dilecehkan sebagai media orang-orang narsis, orang- orang yang kelebihan hasrat menonjolkan diri sendiri.

Uniknya, jumlah blogger bukan malah menyusut, tetapi terus membengkak. Sebuah situs penyurvei blog menyebutkan, saat ini sudah ada lebih dari 100 juta blogger.

---diedit lagi-----

Bagaimana media massa online menyikapi kehadiran blogger yang terus bertambah dari hari ke hari yang di Indonesia diperkirakan lebih dari 300.000-an blogger? Apakah cap narsis yang masih melekat pada para blogger harus dijauhi?

Sebentar, jangan anggap narsis barang kotor. Katakanlah itu barang kotor, jika dipoles pastilah ia bermanfaat, setidak-tidaknya bisa menciptakan peluang bisnis. Jangan sepelekan narsis. Dalam dunia maya, narsis juga berarti peluang bisnis. Tidak percaya? Mari kita cermati kiprah Kompas.com lewat kanal khusus selebritis, Seleb.tv, dalam mengelola narsis ini!

tulisan selanjutnya tak usah dicantumkan.......

 

Jelas kan? Ternyata narsis atau pamer itu juga perlu???

Klo sudah begini, bener kata Cecep, yang sirik karena ada orang lain pamer, dia adalah pahlawan kesiangan!!! Tak pernah bangun pagi dan menghirup udara segar........ Makanya, auranya aura negatif, bukan Aura Kasih!

Wednesday, August 20, 2008

Mer(d)eka Bukan Kita??? (3 dari 3 tulisan)

 

catatan: baca posting ini dan itu terlebih dahulu

Jika di dunia maya, para penyuka musik ini kemudian saling bahu-membahu melengkapi koleksinya, bukankah itu juga hal positif? Nenek moyang kita mengajarkan kita untuk bergotong royong. Bukan bergotong royong untuk korupsi seperti yang dilakukan para pejabat, wakil rakyat (yang busuk) sehingga merugikan orang banyak.

Para penyuka musik yang bergotong royong melengkapi koleksi teman-temannya. Apakah ini disebut dosa dan pamer? Dari sisi mana melihatnya?

Bisa dibayangkan jika tiap hari saya harus menelepon si Cecep, kemudian saya mengatakan, “Cep, saya dapet pesenan kamu sebanyak 10 kaset. Kasetnya artis A, B, C, D, E, F, G, H, I & J”. Kemudian saya menelepon mbak Wi dan bilang, “Mbak, saya dapet pesenan kamu sebanyak 10 kaset. Kasetnya artis K, L, M, N, O, P, Q, R, S & T”
Belum lagi saya menelepon mbak Kiki, Hans, Hougo (di Amerika), dll. Berapa banyak pulsa yang saya habiskan???

Komunitas penyuka musik yang saling titip, bahu membahu dan bergotong royong untuk melengkapi koleksi musik mereka masing-masing tentu sah-sah saja menggunakan fasilitas yang ada demi efektivitas dan efisiensi. Kalau sarananya ada dan sah(!), mengapa tidak digunakan?

Para penyuka musik yang punya selera berbeda-beda bisa saling melengkapi dengan menunjukkan semangat gotong royong, harusnya malah diberi penghargaan donk? Bukankah ini menjunjung tinggi nilai-nilai yang diajarkan nenek moyang? Koq malah dibilang sombong sih? Yang bergotong royong korupsi tuh yang harusnya dikritisi. Cuman kaset aja koq dikritisi? Kurang kerjaan pa ya?

Mungkin saya terlalu cepat menilai sang pemicu polemic ya? Tambahin dulu dikit.

Komunitas di multiply yang berkomunikasi secara akrab dengan memanggil nama atau id masing-masing ketika memberi tanggapan (reply) dan tak menyembunyikan identitasnya, adalah orang-orang yang jelas dan tidak gelap, tidak menyembunyikan atau menyamarkan identitas. Berkomunikasi secara terus terang tentu dilakukan ketika kita sudah akrab, tanpa punya pretensi pamer. Yang tidak kenal, melihat itu pamer. Sebenarnya, baik atau buruk kan diciptakan oleh persepsi masing-masing?

Mungkinkah “kesirikan” ini muncul karena sang penulis polemik itu tak memiliki akses untuk bergabung dengan komunitas yang ada? Invitationnya tak pernah di accept atau didiemin ajah sehingga marah dan kemudian memantik api polemic?

Gak tau lah. Yang jelas, jika di jaman globalisasi kaya begini, masih ada orang yang melarang orang lain untuk berekspresi, mungkin orang itu belum merasa merdeka. Padahal, belum seminggu kita merayakan HUT Proklamasi Kemerdekaan negara tercinta. Dan, kalau orang-orang suka mengekspresikan kegembiraan mereka lewat pamer koleksinya dilarang, berarti…… Mer(d)eka Bukan Kita!!!

 

PERINGATAN PEMERINTAH: SIRIK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.

 

Mer(d)eka Bukan Kita??? (2 dari 3 tulisan)


catatan: baca posting ini terlebih dahulu

Dalam skala kecil, di dunia maya & komunitas penyuka musik, apakah kita sudah merdeka? Anti pembajakan yang digembar-gemborkan para kreator musik sudah jamak kita dengarkan. Tapi, berhasilkah pembajakan dieliminir atau paling tidak diminimalisir?

Bagaimana berhasil jika para penjual barang bajakan itu punya kewajiban memberi “upeti” (yang jumlahnya tak jelas) pada para penegak hukum? Sekali waktu para penjual bajakan itu “cuti” karena ada operasi dari “atas”. Info pun disampaikan para penerima upeti tadi supaya para penjual barang bajakan tadi “tidur” dulu. Ketika operasi sudah tak ada, mereka bangun lagi dan beraktivitas! Kalau sudah begini, akan berhasilkah pembajakan diberantas???

Komunitas penyuka musik yang tercipta di dunia maya kemudian difasilitasi untuk bisa berbagi lagu. Upaya mereka mendigitalkan dan mendokumentasi produk musik di atas pita kaset (yang sangat rentan terhadap kehancuran) menjadi sarana menciptakan persahabatan, bukan pertengkaran seperti dicontohkan oleh para pejabat di negeri zamrud katulistiwa ini!

Ketika berbagi bisa menjadi ajang persahabatan, mengapa hal ini harus jadi polemik? Bahwa dalam kenyataannya ada yang memperjualbelikan hasil sharing, itu tak pernah diharapkan tapi pasti ada. Dalam hidup selalu ada putih dan hitam. Ada yang baik ada yang buruk. Ada pahlawan ada pecundang. Kalau dalam kenyataannya ada oknum, ya harus direlakan toh? Lha wong dalam hidup, kita ini kadang harus “nrimo”

Digitalisasi lagu yang di-sharing-kan itu, harusnya dilihat dari sisi positif. Penyanyi dan pengarang lagu saja belum tentu punya arsip lagunya sendiri. Ini bisa dibuktikan dari begitu gembiranya mereka jika bertemu orang yang bersedia memberikan kaset (asli)nya kepada mereka. Apalagi ditambah dengan hasil rippingnya?!

Jadi, apakah bagi-bagi lagu di dunia maya adalah dosa? Setahu saya, berbagi hal positif adalah perbuatan baik dan dapat pahala. Jika ada yang melihatnya sebagai perbuatan negatif, siapa yang menciptakan hal demikian sebagai hal negatif? Yang orang itu sendiri toh?


 

Mer(d)eka Bukan Kita??? (1 dari 3 tulisan)


catatan pembuka:
Judulnya saya ambil dari salah satu lagu Utha Likumahuwa, penyanyi favoritnya mbak Wi. Lagu dari album “Aku Pasti Datang” tahun 1988. Saya tidak membahas isi lagunya tapi lebih karena mengambil judulnya. Tulisan ini diinspirasi oleh tulisan temen-temen
di sini, sinisini dan sini.

MERDEKA, secara semantik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya (1) bebas (dr perhambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; (3) tidak terikat, tidak bergantung kepd orang atau pihak tertentu. (KBBI halaman 648, 1995).

Pertanyaannya, apakah kita sudah merdeka???
Merdeka dari siapa? Penjajahan Belanda? YA!!!
Merdeka dari penjajahan bangsa sendiri??? Inilah yang jadi pertanyaan.

Negara yang sedang dililit utang, krisis identitas, tidak adanya kepemimpinan yang kuat, dll, membuat rakyat semakin sengsara. Sementara jumlah rakyat miskin bertambah, bertambah pula jumlah pejabat kaya raya yang uangnya didapat dari memelintir hak rakyat lewat “kerja keras” yang bernama korupsi. Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat, dikuasai sendiri. Lewat kong-kali-kong antara para pejabat dan wakil rakyat dan cukong, kerjasama sinergis ini mengeliminir kepentingan rakyat banyak.

Rasa bangga menjadi kaya mengalahkan kepentingan menyejahterakan orang banyak dan membiarkan rakyat semakin menjadi minyak jelantah. “Perampokan” seolah bisa dibenarkan dengan dibebaskannya para orang bersalah dari tuntutan jeratan jeruji besi bertahun-tahun. Atas dalih hukum (yang bisa dibeli), mereka mengatakan tak bersalah. Menghormati keputusan hukum. Padahal, kong-kali-kong tadi juga melibatkan oknum di dunia hukum. Kalau sudah begini, benarkah rakyat sudah merdeka? Silahkan menjawab sendiri.

Thursday, May 8, 2008

"Kalian Pulanglah Tutup Lubang"

 

Iseng-iseng browse detik.com, saya menemukan berita ini: "Kalian Pulanglah Tutup Lubang"

Saya yakin, warga Indonesia yang belajar di luar negeri bukan tak cinta pada negara ini. Tapi, kalau mau pulang ikut memajukan negara tapi kondisi di negaranya begini, kan tak nyaman juga toh?

Mestinya, pemerintah lah yang instrospeksi mengapa warganya tak mau pulang dan ikut membangun negara. Tak usahlah menyalahkan warga negaranya. Mending memperbaiki negara. Kalau negara sudah lebih teratur, manageable, manusiawi, tak usah disuruh pun, pasti mereka dengan senang hati pulang dan ikut memajukan negara ini.

"Lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang" mungkin sudah saatnya diwujudkan dengan tindakan pemerintah yang lebih baik, adil dan memihak pada rakyat. Jangan sekedar menyalahkan warganya.

Bagaimana menurut Anda?

Friday, April 25, 2008

Kapan Ada Pertandingan Tinju?

Duluuuuuuuuuuuuuu, jaman saya SD, saat tipi masih jadi barang mewah (itu pun black and white), klo ada pertandingan tinju Muhammad Ali, pasti jalan pada sepi. Semua pada ke kantor kecamatan atau rumah yang ada tipinya, terus ikut nonton dan ikut sorak-sorak bergembira.....

Sekarang mah, tipi sudah bukan barang mewah. Pertandingan tinju juga udah bukan barang langka. Pertandingan tinju yang paling berkesan buat saya tuh Mike Tyson vs Evander Holyfield, dimana Tyson putus asa sampe nggigit kupingnya Holyfield. Kaum industrialis di Amrik, terinspirasi dan membuat coklat berbentuk kuping Holyfield.

Kapan ya ada lagi pertandingan tinju yang seru kayak Mohammad Ali vs Ken Norton atau Liston atau yang seperti Tyson vs Holyfield? Soalnya, hari ini baca koran lokal, judulnya cukup seru (provokatif). Baca di SINI.

Kita tunggu yok..... sambil minum minuman kesukaan masing-masing. Gak perlu sampai mabok. Yang mabok ya biar yang bertikai aja. Kita jadi penonton yang baik aja.

 

Thursday, April 10, 2008

Kebakaran Jenggot

 

Anggota DPR yang katanya terhormat dan mewakili rakyat itu, tak mau kalah dengan artis. Ketika ada pemicu untuk mencari sensasi dan popularitas, mereka pun beraksi. Kali ini, Slank, sebuah grup musik yang memiliki massa arus bawah yang menjadi lawan tanding mereka.

Hanya karena menyanyikan lagunya yang berjudul Gossip Jalanan di KPK, para anggota dewan itu jadi mau menuntut Slank! Lirik lagu yang begini (diambil dari sini):

Pernah kah lo denger mafia judi
Katanya banyak uang suap polisi
tentara jadi pengawal pribadi

Apa lo tau mafia narkoba
keluar masuk jadi bandar di penjara
terhukum mati tapi bisa ditunda

Siapa yang tau mafia selangkangan
Tempatnya lendir2 berceceran
Uang jutaan bisa dapat perawan

Kacau balau ... 2x negaraku ini ...

Ada yang tau mafia peradilan
tangan kanan hukum di kiri pidana
dikasih uang habis perkara

Apa bener ada mafia pemilu
entah gaptek apa manipulasi data
ujungnya beli suara rakyat

Mau tau gak mafia di senayan
kerjanya tukang buat peraturan
bikin UUD ujung2nya duit

Pernahkah gak denger triakan Allahu Akbar
pake peci tapi kelakuan bar bar
ngerusakin bar orang ditampat2

dianggap menghina anggota dewan (yang katanya terhormat itu!)

Para anggota dewan pun bersemangat ingin menuntut. Baca di sini.

Tapi, tadi pagi nonton Topik Pagi di ANtv, ternyata masalah ini tak diteruskan. Salah satu anggota Badan Kehormatan mengatakan: "mengembalikan persoalan ini untuk dinilai dan dievaluasi secara langsung oleh masyarakat" (lihat di sini)

Tak usah GR lah bapak anggota Dewan. Mungkin saja anggota DPR takut. Takut aja koq berdiplomasi kayak gitu?

Saya hanya membayangkan saja, jika kasus ini diteruskan, kuat gak ya anggota DPR diserbu Slankers dari Sabang sampai Merauke?

 

Tuesday, April 8, 2008

Pak Menteri Parno


Setelah baca posting mbak Wi 2 hari yang lalu dan posting lanjutan mas Inyong, ditambah 'impoten'nya warnet langganan gua mengakses multiply (karena mereka pakai jaringan XL) plus nonton berita Liputan 6 Malam, tadi malam ttg akses YouTube yang ditutup oleh pemerintah sehubungan dengan film FITNA, saya menjadi cukup "mendidih" karena takut kehilangan jejaring yang selama ini udah gua bangun dengan susah payah di multiply.

Saya ingat ketika baru dilantik, pak menteri mengatakan akan mendayagunakan blog sebagai salah satu alat untuk ikut meningkatkan citra Indonesia lewat peran blogger yang sudah mencapai sekian juta pengguna (lupa angka pastinya). Waktu itu hubungan Indo & Malay sedang hangat dan pak Menteri melihat, blogger bisa ikut berperan menjadi humas (nilai positif).

Ketika dunia menjadi heboh hanya karena sebuah film berdurasi pendek berjudul FITNA, pak Menteri langsung "menerbitkan surat Menkominfo yang dilayangkan ke APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) untuk melakukan pemblokiran situs dan blog yang memuat film pendek politisi Belanda berjudul Fitna (KOMPAS, 7 April 2008)."

Pak Menteri, lupa sama ucapannya ketika baru dilantik?

Inilah politik. Isuk dele, sore tempe (pagi kedelai, sore sudah berubah jadi tempe). Perubahan menjadi kata yang mutlak dalam dunia yang satu itu. Jika ditanya mengapa pak Menteri berubah, mungkin beliau akan menjawab dengan kalimat filosofis (bukan bijak dan bukan pula diplomatis): “Tak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.”

Rakyat lugu, naif dan dianggap tolol oleh negara lalu bertanya: “Koq bisa ya?”

Memang, kita sedang hidup di dunia yang penuh absurditas yang tak jelas. “Republik Absurd yang dikelola dengan cara absurd oleh perilaku orang-orang yang juga seolah absurd,” begitu tulisan mas JSOPS.

Jadi, nama pak Menteri sebenarnya siapa sih?

“Menteri Parno” begitulah sahut rakyat yang lugu, naif dan dianggap tolol tadi………

 

Tuesday, October 23, 2007

Gua Diwawancarai

 

Hari Sabtu, 20 Oktober 2006, lagi asik2 ngempi, hp gua bunyi. Yang telepon, seorang wartawan koran lokal. Lalu dihubungkan dengan wartawan lainnya. Mau tanya soal pengajaran bahasa Inggris.

Gua sebenarnya lebih suka ketemu langsung tidak lewat telepon biar lebih jelas. Selain itu, argo di warnet jalan terus, 'bo! Dengan alasan dikejar deadline, ya sudahlah gua layani saja.

Pertanyaannya ttg tips supaya berhasil belajar Bahasa Inggris.

gua jawab bla....bla....bla......

Gua tidak langganan koran tersebut. Kemarin, terus sms ke wartawannya apa sudah dimuat dan tanggal berapa. ternyata dimuat hari Minggu. Wah, cari korannya udah susah. Browse aja ke webpagenya.

Pendapat gua cuman memang secuil. Ini kutipan dari seluruh beritanya:

"Menurut Tjita Singo, Pengajar Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD), untuk mempelajari bahasa Inggris sebenarnya tidak sulit. Selain mempelajari tatabahasa, juga dituntut memperbanyak praktik dan berani salah. “Pelajari juga budayanya, agar tak salah pengertian,” katanya.“  q  - k"

 

Bener kan feeling gua? Gua kan bukan dosen USD? Cuman lulusan sana aja.

Wednesday, September 12, 2007

Gedung DPRD Brebes Terbakar

 

Brebes, Kompas - Gedung DPRD Kabupaten Brebes terbakar, Selasa (11/9) siang. Diduga kebakaran akibat korsleting lisrik atau hubungan arus pendek yang ada di bagian atap ruang sidang paripurna. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar.

Bagian gedung yang terbakar meliputi ruang sidang paripurna yang terletak di bagian depan kawasan gedung DPRD Brebes. Dinding maupun atap bangunan tersebut habis terbakar. Meskipun demikian, sejumlah perabotan di dalamnya, seperti meja dan kursi, berhasil diselamatkan.

Kepala Subag Umum DPRD Brebes Tasori Idris mengemukakan, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 12.00. Saat itu sejumlah pegawai yang ada di dalam ruang sidang paripurna mencium bau gosong. Mereka juga melihat ada asap mengepul dari bagiap atap ruangan tersebut.

Mengetahui adanya kebakaran, para pegawai di gedung DPRD berusaha menyelamatkan sejumlah dokumen dan perabotan yang ada di dalamnya. "Hampir semua dokumen berhasil diselamatkan karena selama ini gedung yang terbakar hanya digunakan untuk ruang pertemuan dan bukan untuk menyimpan data," kata Idris.

Api berhasil dipadamkan sekitar satu setengah jam kemudian dengan bantuan sekitar lima unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal. Petugas pemadam sempat mengalami kendala akibat tidak adanya hidran di sekitar lokasi kejadian.

Kepala Kantor Informasi dan Kehumasan Brebes Mayang Sri Herbimo mengutarakan, gedung yang terbakar itu dibangun pada tahun 1978 dan mendapat renovasi menyeluruh sekitar tahun 1987 dan 2005. Gedung tersebut merupakan salah satu bangunan bersejarah di Brebes dan sempat menjadi bangunan termegah di Jawa Tengah.

Menurutnya, kapasitas daya listrik yang terpasang pada bangunan yang terbakar sekitar 30.000 watt. Sebagian merupakan instalasi lama, sebagian lain merupakan instalasi baru.

Mayang menuturkan, saat terjadi kebakaran gedung DPRD relatif sepi. Sekitar 23 anggota, termasuk Ketua DPRD Brebes, sedang melakukan studi banding ke Gresik. Rencananya mereka baru akan kembali Kamis mendatang.

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Brebes Ajun Komisaris Besar Firli menjelaskan, kebakaran diduga akibat korsleting listrik. Meskipun demikian, untuk memastikan penyebab kebakaran, akan dilakukan uji forensik dari Tim Forensik Kepolisian Daerah Jateng.

 

source: http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/12/jogja/1042290.htm

 

comment/pertanyaan:

kenapa tidak ada korban pada kebakaran ini? Sedangkan kalau kebakaran terjadi di rumah padat penduduk, seringnya timbul bbrp korban?

jawab:

karena anggota DPR(D) sangat sering gak ngantor alias makan gaji buta. Habis gitu, gedung DPR yang masih bagus, mau direnovasi dengan biaya milyaran rupiah. Mbok dikasihkan ke orang miskin aja atau kita-kita para multipliers ini. Ya gak???

Friday, March 30, 2007

HUMOR ANGGOTA DPR & LAPTOP

friends,


dagelan berikut sudah banyak beredar di milis-milis maupun dimana aja. saya suka dan pingin juga ikut lucu-lucuan......


 


HUMOR ANGGOTA DPR & LAPTOP


Anggota DPR: "Mba, laptopnya salah."
Customer Service: "Salah gimana pak?"
Anggota DPR: "Laptopnya nggak mau hidup."
CS: "Sudah tekan tombol power pak?"
Anggota DPR: "Tombol powernya sebelah mana mba?"

****

Anggota DPR: "Mba, saya mau konek ke internet nggak bisa, kenapa ya?"
Customer service: "Nggak bisanya kenapa?"
Anggota DPR: "Saya ketik www.playboy. com, gambarnya nggak keluar."
Customer service: "Pesan errornya apa pak?"
Anggota DPR: "Nggak ada pesan error, pokoknya saya ketik playboy.com di
addressnya, nggak muncul gambar sama sekali."
Customer service: "Bapak koneksi internetnya pakai apa, dial up, hotspot?"
Anggota DPR: "Pakai gambar yang ada tulisan e (maksudnya internet explorer)."
Customer service: "Maksudku, bapak langganan internetnya pakai ISP apa, lalu cara koneksi internetnya pakai dial-up atau hotspot, mungkin settingnya ada yang salah."
Anggota DPR: "ISP itu apa sih mba?"
Customer service: "Wah ini sih 50 x 2 pak.."
Anggota DPR: "Apa tuh mba?"
Customer service: "CAPE' DEH!!"

******

Anggota DPR: "Mba' saya ingin daftar account di yahoo.com kok nggak bisa ya?"
Customer service: "Nggak bisa kenapa pak?"
Anggota DPR: "Ada tulisan, paswort is nat long inof, suld bi mor ten 8 karakter"
Customer service: "Itu maksudnya, password bapak minimal 8 huruf."
Anggota DPR: "Oooo...oke deh.., saya coba dulu." <tunggu beberapa menit>
Anggota DPR: "Mba password minimal delapan huruf itu delapannya pakai angka 8 atau ejaan delapan?"
Customer service: "Maksudnya?"
Anggota DPR: "Saya suda tulis di kolom password minimal 8 huruf, tapi bingung mau tulis delapannya, pakai angka delapan atau ejaan huruf 'delapan'."
Customer service: "Ketik ini aja pak..C Spasi D."
Anggota DPR: "Apa tuh?"
Customer service: "CAPE' DEH !!!"

****

Anggota DPR: "Mba' kalau muter film di laptop, gimana caranya ya?
CS: "Ada dvd playernya kan pak?"
Anggota DPR: "Sebelah mana tuh mba?"
CS: "Disamping kanan, pak. kalau di tekan tombolnya nanti, piringan discnya keluar."
Anggota DPR: "Ooooo.... yang keluar itu, piringan disc ya? Udah patah tuh kemarin."
CS: "Kok bisa patah?"
Anggota DPR: "Saya kira tempat buat naruh gelas minuman."

******

Anggota DPR: "Komputer saya rasanya kena virus"
CS: "Virus apa tuh pak?"
Anggota DPR: "Kurang tahu juga, setiap mau cetak ke printer, selalu ada tulisan kennot fain printer."
CS: "Itu mungkin salah setting pak."
Anggota DPR: "Settingnya udah bener kok, kemarin aja bisa nyetak, tapi sekarang nggak bisa.
Saya sudah tunjukkin printernya di depan laptop, tetap aja dia terus-terusan "searchng printer not found." Kayanya webcamnya rusak, nggak bisa lihat printer."
CS: "Mendadak laper nih Pak, ingin makan tape.."
Anggota DPR: "Lho..kok begitu?"
CS: "TAPE DEH !!!!"

********

Anggota DPR: "Mba, kalau mau baca blognya si artist anu dimana ya?"
CS: "Bapak cari aja di google."
Anggota DPR: "Tapi si artist anu nggak kerja di google kok mba, saya tahu persis."
"CAPE' DEH !!!"


 


 


source: milis yang aku ikuti

Sunday, March 11, 2007

Mbah Tardjo: SBY & Sultan Harus Diruwat

detikcom - SBY & Sultan Harus Diruwat


 


07/03/2007 13:15 WIB


Mbah Tardjo: SBY & Sultan Harus Diruwat


Muhammad Nur Hayid - detikcom


 


Jakarta - Banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia menunjukkan Tuhan tidak  lagi memberikan peringatan secara halus kepada rakyat Indonesia. Presiden SBY dan kabinetnya pun harus diruwat.


 


Ruwatan diharapkan bisa memperbaiki seluruh elemen bangsa. Usulan itu disampaikan lagi oleh Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/3/2007) menyusul gempa di Sumbar dan terbakarnya Garuda di Yogya.


 


Sebelumnya dia juga mengusulkan SBY diruwat ketika AdamAir gagal landing di Bandara Juanda dan KM Levina I terbakar.


 


"Presiden SBY perlu diruwat. Bisa di istana bisa di Yogya, Parangtritis, karena bencana sudah cukup banyak," tutur Mbah Tardjo.


 


Ruwatan juga harus dilakukan untuk Sultan Hamengkubuwono X, karena aura yang dilihat di Yogya selama ini sudah merah.


 


"Setelah Yogya yang adem ayem tiba-tiba diguncang gempa, sekarang pesawat terbakar. Sultan harus diruwat juga itu," seloroh Tardjo.


 


Ruwatan ini sebagai bentuk memohon keselamatan terhadap seluruh elemen bangsa yang saat ini sedang mendapat peringatan dan ujian.


 


"Kalau diruwat, presiden, wapres, menteri harus datang. Saya juga akan datang," katanya.


 


(umi/nrl)


 


 


source:


http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/07/time/131541/idnews/750979/idkanal/10


 


 


 


Comment:


Lho, apa para ketua dan anggota DPR juga tak perlu diruwat? Bukankah mereka juga sering membohongi rakyat yang katanya mereka wakili? Kalau sudah urusan duit, mana ingat pada rakyatnya? Apa benar memperjuangkan nasib rakyat?


 


Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.


 


Perlu di lasik?