Wednesday, August 20, 2008

Mer(d)eka Bukan Kita??? (3 dari 3 tulisan)

 

catatan: baca posting ini dan itu terlebih dahulu

Jika di dunia maya, para penyuka musik ini kemudian saling bahu-membahu melengkapi koleksinya, bukankah itu juga hal positif? Nenek moyang kita mengajarkan kita untuk bergotong royong. Bukan bergotong royong untuk korupsi seperti yang dilakukan para pejabat, wakil rakyat (yang busuk) sehingga merugikan orang banyak.

Para penyuka musik yang bergotong royong melengkapi koleksi teman-temannya. Apakah ini disebut dosa dan pamer? Dari sisi mana melihatnya?

Bisa dibayangkan jika tiap hari saya harus menelepon si Cecep, kemudian saya mengatakan, “Cep, saya dapet pesenan kamu sebanyak 10 kaset. Kasetnya artis A, B, C, D, E, F, G, H, I & J”. Kemudian saya menelepon mbak Wi dan bilang, “Mbak, saya dapet pesenan kamu sebanyak 10 kaset. Kasetnya artis K, L, M, N, O, P, Q, R, S & T”
Belum lagi saya menelepon mbak Kiki, Hans, Hougo (di Amerika), dll. Berapa banyak pulsa yang saya habiskan???

Komunitas penyuka musik yang saling titip, bahu membahu dan bergotong royong untuk melengkapi koleksi musik mereka masing-masing tentu sah-sah saja menggunakan fasilitas yang ada demi efektivitas dan efisiensi. Kalau sarananya ada dan sah(!), mengapa tidak digunakan?

Para penyuka musik yang punya selera berbeda-beda bisa saling melengkapi dengan menunjukkan semangat gotong royong, harusnya malah diberi penghargaan donk? Bukankah ini menjunjung tinggi nilai-nilai yang diajarkan nenek moyang? Koq malah dibilang sombong sih? Yang bergotong royong korupsi tuh yang harusnya dikritisi. Cuman kaset aja koq dikritisi? Kurang kerjaan pa ya?

Mungkin saya terlalu cepat menilai sang pemicu polemic ya? Tambahin dulu dikit.

Komunitas di multiply yang berkomunikasi secara akrab dengan memanggil nama atau id masing-masing ketika memberi tanggapan (reply) dan tak menyembunyikan identitasnya, adalah orang-orang yang jelas dan tidak gelap, tidak menyembunyikan atau menyamarkan identitas. Berkomunikasi secara terus terang tentu dilakukan ketika kita sudah akrab, tanpa punya pretensi pamer. Yang tidak kenal, melihat itu pamer. Sebenarnya, baik atau buruk kan diciptakan oleh persepsi masing-masing?

Mungkinkah “kesirikan” ini muncul karena sang penulis polemik itu tak memiliki akses untuk bergabung dengan komunitas yang ada? Invitationnya tak pernah di accept atau didiemin ajah sehingga marah dan kemudian memantik api polemic?

Gak tau lah. Yang jelas, jika di jaman globalisasi kaya begini, masih ada orang yang melarang orang lain untuk berekspresi, mungkin orang itu belum merasa merdeka. Padahal, belum seminggu kita merayakan HUT Proklamasi Kemerdekaan negara tercinta. Dan, kalau orang-orang suka mengekspresikan kegembiraan mereka lewat pamer koleksinya dilarang, berarti…… Mer(d)eka Bukan Kita!!!

 

PERINGATAN PEMERINTAH: SIRIK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.

 

9 comments:


  1. mr antonio gak jantan....berani nyah ngumpet, make topeng, sambil lempar molotov.......!!!
    harusnyah klow dia berani, TUNJUKKAN WAJAH nyah.....biar kita lemparin kotoran sapi rame-rame....!!!

    ReplyDelete
  2. ben sing sirik makin sirik ngono lho.....

    ReplyDelete
  3. Salam kenal koh Singo, iki ono opo yo? kok kayaknya lagi pada uring-uringan

    ReplyDelete
  4. matur suwun atas semangatnya mas :)
    dadi aku jik iso njaluk tulung mengumpulkan kaset2 bekas yang terserak di joga... :)

    apapun pekerjaan semua tergantung niatnya, niatku cuma sharin dan mendigitalkan , kalaupun aku share biar ada copy, jadi kalo punyaku rusak masih ada back upnya,
    kalaupun itu kemudian di re-upload, atau bahkan di perjual belikan sekalian, aku ndak perduli...
    tugasku hanya sampai membeli, me-rip dan men-share ke teman teman...

    ReplyDelete
  5. iyo ben ojo nganti punah ngono :))

    ReplyDelete