dari pentas NgayogJAZZ, inilah Trie Utami, pujaan hati...
lagu penutupnya Kau Datang... mengingatkan saya pada Krakatau, 20 tahun yang lalu.....
Hunting kesana kemari, tak terasa koleksi Hedi Yunus saya kurang satu saja, album Doa (album religi), release 2002.
2 album (album terbaru dan Ramadhan Ceria), dapet gratis dari Hedi langsung.
Ini foto koleksinya:
Posting ini bukan terlambat, tapi untuk mengomentari penampilan idola saya di acara itu.
Selama nonton ZONA80 di Metro TV, baru kali ini saya tak bergeming. Tak mau ketinggalan barang sedetikpun. Padahal, mestinya, hari ini saya mau servis kendaraan. Gak jadi, demi Vina.
Soalnya, ini re-run. Minggu kemarin pas on-air, saya dalam perjalanan dari Surabaya ke Yogya.
Sayangnya, redaksi kurang teliti. Saat Vina menyanyikan WOW, diinfokan lagu ini dari album Cium Pipiku yang direlease tahun 1984. Untuk info Vina Panduwinata, saya cukup sensitif.
Saya nyesel koq gak kirim foto-foto koleksi kaset Vina Panduwinata ke Metro TV meskipun saya tau taping itu dilakukan tanggal 2 November 2008 yang baru lalu?
Ah... Vina memang tetap mempesona......
Sedikit demi sedikit, saya mengumpulkan muntahan magma Krakatau. Mulai dari sini, terus ke sini.
Kemarin Sabtu, terkumpul lagi satu, sang gitaris, Donny Suhendra.
Pertemuan dengan mas Donny tak lewat jalur konvensional (mencari info dia di mana ketika di Yogya), tapi kami sudah buat appointment ketemu setelah sudah saling kontak via Facebook.
Mudah-mudahan, 2 yang lain akan bisa ketemu......
Tradisi pertunjukan Jazz yang digagas Fakultas Ekonomi UGM datang lagi. Gelaran yang biasanya dinamakan Economics Jazz Live (EJL) kali ini dinamai UGM Jazz Mandiri karena sponsor utamanya minta merk nya diiikutkan. Ini adalah produksi EJL ke-10.
Kali ini, menampilkan Trisum yang kali ini tak menampilkan Balawan tapi Dewa Budjana, Tohpati & Donny Suhendra. Artis lain yang meramaikan acara ini adalah Glenn Fredly, Rio Febrian, Rika Roeslan. MC yang menggawangi adalah Dian Sastro dan Butet Kartaredjasa.
Sayang, saya tak bisa nonton. Istri saya ke luar kota pada tanggal itu. Tapi, saya sudah janjian ketemu Donny Suhendra dan Tohpati untuk minta tanda tangan di kaset-kaset berikut……….
Akhirnya, ide Cecep yang brilian (ngasih masukan barter kaset Pop Ambonia sama mang Ade) berjalan mulus. Mang Ade bersedia menyerahkan "harta" nya buat saya setelah saya pusing kesana kemari cari album Ruth Sahanaya yang ini, Pop Ambonia.
Sebuah album yang susahnya minta ampun dicarinya. Uthe aja gak punya dan titip dicariin. Jadi, kalo ada lagi, gua mau deh. Temen-temen yang bantu gua, gua yang dapet cipika cipiki
Demi kaset yang satu ini, gua rela barter sama beberapa kaset Ritta Rubby Hartland plus Andi Meriem Mattalatta kesukaan mang Ade.
Makasih Cecep, atas masukannya.
Makasih Mang Ade, bersedia barter kaset.
Sekarang, gua udah punya kaset yang ini:
Gara-gara diprovokasi mas Erwin via pm dan posting mas Donni, saya jadi harus berunding lagi dengan teman soal acara di Jakarta tanggal 7 Juni 2008 nanti. Acara utama tanggal 7 sih pasti selesai jam 5.
Jadi, nonton Rumpies gak ya? Ini peristiwa langka. Provokasi semakin gencar dan membuat saya bingung. Daripada bingung, gua sms ke Iie aja deh.
Singo: konser Rumpies tgl 7 Juni di jkt ya? Aku lg di jkt tuh. Diprovokasi tmn nonton! Bingung nih?! Kepingin ktm Vina jg seh. Sambil ngasih kaset ke dirimu ya?
Iie: Ora usah bingung. wis nonton wae, pasti bingunge mlayu
Singo: Dicomblangin ktm Vina dan rumpies ya? Nanti sekalian aku bw deh kasetmu. Digratisi gak? Jauh2 dr yogya. Kasihanilah daku.... wakakakakak
Iie: tiket gak ono sing gratis, jakarta ki ngene...kejam, mengko tak comblangi pethuk rumpies, gawanen cover2 kaset vina malyda atiek cb sisan sing urung ditandatangani, ..kumplit!!
Singo: Sip! Nek pingin gratis, nonton tv ya? C u there..... Mugo2 pesawat gak alergi. Aku gak mau naik singo air! Dendam!
Iie: wahahaha.... kudune sampeyan sing nduwe singo air....
Singo: Kasihanilah org yg cuma pny kemampuan beli kaset bekas. Bukan pesawat
Iie: hahahaha, kenthir, wis aku tak ndelok pelem sik nang biskup.
So, klo nonton rumpies 150rb, dapet bonus ketemu semua artis rumpies lewat "all access" dan dapat tanda tangan serta foto-foto, apalagi yang harus diragukan??? Pesen tiket ah....
Trie Utami, yang sekarang terkenal dengan Miss Pitch Control, adalah idola saya sejak masih di Krakatau. Dengan suaranya yang sangat adjustable, I’ie bisa menyanyi berbagai lagu. Nge-Jazz bisa. Nge-pop lebih gampang. Ketika Krakatau berubah aliran menjadi ethnic jazz, I’ie pun tak kesulitan menyesuaikan suaranya mengikuti permintaan jenis musiknya. Di situlah saya kagum pada I’ie.
Buat saya, I’ie termasuk artis yang tidak sombong. Saya menemuinya selepas pentas Vertigong di Gedung Societet Taman Budaya, Yogyakarta (posting Vertigong menyusul). Dia masih ingat saya dan menyapa apa kabar. Seperti biasa, saya pun menyodorkan cover kaset dia (yang Krakatau sudah di sign semua) yang beberapa saya dapet dari hasil hunting. Sebagaimana idola yang lain, ternyata ada beberapa kaset yang I’ie tak punya. Dan, tanpa gengsi, doi bilang, “titip cariin donk!”
Saya tak keberatan mendapat titipan itu. Nah, rencana (seperti judul lagunya I’ie, Rencana di album LCLR 1988-1989) Hans untuk compile lagu-lagunya I’ie saya bocorkan ke doi. Tentu, ada hadiah buat Hans dari I’ie. Sekalian donk Hans, carikan kasetnya I’ie. Mau donk, do something for your idol!
Begitu melihat publikasi Meet & Greet Di3va di salah satu Mall di Yogya, saya langsung menyiapkan radar untuk mencari tau dimana mereka akan menginap.
Acara digelar hari Senin, 5 Mei 2008. Hari Sabtu, sms pertanyaan dimana mereka menginap dah saya sebarkan ke orang-orang potensial yang tau info dimana doi menginap.
Senin pagi, mencoba menghubungi asisten sang artis. Ketika tanya dimana menginap, sang asisten tak berani memberikan jawaban. Harus tanya dulu pada sang artis. Sebelum konfirmasi dari sang asisten saya terima, radar saya sudah menjawab si doi menginap di hotel X.
Langung deh meluncur. Bermodalkan hasil cetak foto cover albumnya, saya sudah siap kasih doi sebagai alasan buat ketemu. Dikitari oleh security, saya santai aja dan menyapanya.
"malem, mbak. saya mau kasih sesuatu buat mbak."
"oh, pak Singo. Apa kabar?" begitu sang artis menyapa dengan ramah dan masih ingat saya.
Ketika saya tunjukkan pemberian saya, ternyata, bukan hanya doi yang terkaget-kaget. 2 teman lainnya dan para asisten, manager dan security, jadi ikut menikmati pemberian itu. Artis yang satunya, juga tak punya album dari foto yang saya berikan itu. Suasana tak lagi angker tapi jadi bersahabat. Tertawa melihat foto sang artis ketika belon ngetop dan masih cupu.
Lalu, jadi ngobrol kesana kemari deh. Sambil minta sign untuk kaset yang belum di sign.
Kekaguman saya pada artis ini, tak hanya karena suara dan prestasinya, tapi juga keramahannya serta kehangatannya. "Baik hati dan tidak sombong" (mengutip lirik lagu Si Boy). Jadi:
sungguh ku akui
tak bisa ke lain hati
(KLa Project, Tak Bisa Ke Lain Hati)
Pertemuan dengan idola yang satu ini tentu bisa terjadi karena saya membawa "senjata" sebagai alasan untuk bertemu. Dan, senjata ini tak mungkin saya dapatkan tanpa bantuan teman di sini dan di situ yang juga fans sang artis. Tq, friends!