Saturday, May 17, 2008

(Ide) Museum Musik Indonesia

Ketika menemani Vina menunggu menemui idolanya, Nidji, beberapa artis penyanyi memasuki lobby tempat Nidji menginap. Di antara para artis itu terlihat Bens Leo, seorang pengamat musik Indonesia terkemuka.

Saya menyapa dan langsung berbicara tentang musik Indonesia. Meskipun tak terlalu lama, tapi ide kreatif mas Bens Leo yang tak perlu diragukan “kesaktian”nya soal urusan musik Indonesia, sungguh di luar dugaan saya.

Beliau berkeinginan terciptanya Museum Musik Indonesia supaya kelak anak cucu kita masih bisa melacak keberadaan dokumentasi musik-musik Indonesia sejak jaman dahulu sampai ke depan.

Ide ini pernah juga disampaikan ke mas Remy Soetansyah, katanya. Sampai sekarang, memang ide ini belum terlaksana. Tapi rasanya, ide ini perlu didukung. Jika nantinya museum ini berdiri, mungkinkah kita akan menjadi bagian dari museum itu dengan menyumbangkan koleksi kaset-kaset Indonesia yang kita miliki? Mengingat, tak jarang hasil karya anak bangsa tak terlacak keberadaannya. Sang artis atau pencipta lagu tak lagi memiliki dokumentasi karyanya. Entah itu draft atau hasil jadi (kaset, PH atau CD).

Harapan untuk melacak dokumentasi itu malah kadang ada pada para kolektor kaset Indonesia. Saya juga melihat, para mp-ers berpotensi untuk ikut menyumbangkan koleksinya untuk membangun museum yang memerlukan fondasi yang kuat. Fondasi tak hanya bahan bangunan tapi juga karya yang selama ini (masih) bisa kita nikmati berupa PH, kaset (bekas) dan discography yang kadang tak tercatat karena bangsa kita memang lemah dalam hal dokumentasi.

Museum tak hanya milik para pejuang negara tapi juga pemusik Indonesia!

13 comments:

  1. Apakah nanti mas Singo akan menyumbangkan seluruh koleksinya? Just wait and see..Hehehe

    ReplyDelete
  2. cari tokek dulu:
    rela....gak....rela.....gak....rela.....gak......rela......
    gak....rela.....gak....rela.....gak......rela......gak....

    ReplyDelete
  3. Mas, sebenarnya saya sudah bikin wadah itu, namanya RUMAH MUSIK INDONESIA. Hak patennya juga sudah saya daftarkan ke HAKI. Setelah sya breakdown kebutuhannya. Ternyata buaser sekali.Konsep RMI ini lebih dari sekadar meseum. Meseum cuma jadi salah satu bagia di RMI itu. Oke ceritanya panjang deh.
    Nah sekarang yang saya butuhkan gak usah para MPers menyerakan barang berharganya. Cukup bisa menduplicatkannya saja sudah bagus. Artinya RMI punya data dari setiap album. Mulai dari copy cover, copy lagu dengan keterangannya yang lengkap. Cukup copynya aja dulu. Dan beberapa sudah saya dapat dan simpat dari MP ini.
    oke nanti diterusin lagi ya Mas.

    ReplyDelete
  4. ok. selamat berkarya.....
    terima kasih tanggapannya.....

    ReplyDelete

  5. jadiiiiiiiiiiiiiiiii...ayooo beramai-ramai RIYA pamer cover album......buat membantu ....he he he

    ReplyDelete
  6. Mungkin sebelum jalan, perlu dibicarakan masalah legalitas terlebih dahuulu. Artinya memiliki legal framework yang kokoh sehingga tidak kaget di kemudian hari. Karena dalam usaha ini akan terjadi duplikasi karya, dan menurut UU saat ini yang secara "legal" dan dilindungi Indonesia untuk melakukan kegiatan ini adalah perpustakaan Nasional.

    Memang ada klausa yang memungkinkan pengunaan utk fungsi preservasi dimungkinkan, tapi sebaiknya mungkin duduk dulu dengan lawyer yang paham dg masalah HAKI di era digital ini. Oh ya mungkin maksudnya merk dagang "Rumah Musik Indonesia" yg didaftarkan ke Dirjen HAKI ?

    ReplyDelete
  7. wah, kontribusi ide yang bagus, mas.

    ReplyDelete
  8. kita tunggu komentar mas Remy. semoga dia mampir kesini lagi....

    ReplyDelete
  9. bener nih? rela? (cepet2 nimbun untuk duplikasi......)
    Kemarin dapet Hidayat yang Bubi Chen. Lupa judulnya. HP elu kenapa? dikontak kagak bisa.....

    ReplyDelete
  10. Kami di Malang sudah nekat melangkah melalui pendirian Galeri Malang Bernyanyi yg semacam museum juga. Sampai hari ini sudah 85 orang yang menyumbang dengan total koleksi 1.053 buah. Ada yg menyumbang 150 buah kaset, tetapi sebagian besar menyumbangkan 1 atau 2 buah koleksinya saja. Sumbangan berasal dari saudara, teman kantor, teman di MP/FB, teman komunitas. Beberapa musisi yg sudah memberikan sumbangan adalah Abu Bakar dan Vicor Nasution (Gembell's), Sylvia Saartje, Djuari (Casino), Anton Issoedibyo, Kadri (KJP/Makara), Lita dan Yayuk (Konser Rakyat Leo Kristi), Nanin Sudiar, dan Suzy Nander (Dara Puspita). Setiap sumbangan yg masuk kami beri nomor registrasi sebagai pertanggungjawaban kami. Galeri yg berdiri 8 Agustus 2009 ini bukan milik pribadi, tapi nantinya milik organisasi yg dibentuk oleh para penyumbang galeri. Terima kasih.

    ReplyDelete
  11. Sampai hari ini jumlah koleksi sudah sekitar 4.700 buah yang berasal dari 215 nama penyumbang. Sumbangan terakhir, 15 Juli 2011 datang dari Bens Leo berupa satu majalah musik dan 13 CD.

    ReplyDelete