Tuesday, May 13, 2008

Mana Yang Benar?


Saya menemukan beberapa nama pemusik ditulis berbeda di sampul kasetnya. Apakah ini terjadi karena perubahan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) atau karena penggantian alasan komersial atau karena memang kurang teliti dalam penulisannya? Mungkin teman-teman bisa menjelaskan atau mas Jockie (atau Yockie?) sendiri bisa mengklasifikasi? (disusun berdasarkan abjad)

Foto-foto diambil dari http://indolawas.blogspot.com dan beberapa foto di multiply teman-teman.


Andi Meriem Matalatta (satu ‘t’ pada ‘Mat’) di album Pop In gold 3, Rela, Pop Indonesia Vol 4, Vol 5 versus Andi Meriem Mattalatta (2 ‘t’ pada ‘Matt’) di album Aku & Asmara, Bimbang, Emansipasi, Hasrat, Nuansa Biru, Pasrah, Pop Indonesia Vol 2, Cinta Yang Hitam, Janji, The Best Of

Atik CB (tanpa ‘e’) pada album Akh, Berhentilah, Bersuka Cita, Dia, Disudut Kemegahan Hidupnya, Ilusi Pagi, Kekang, Maafkan, Nusantaraku, Setelah Kusadar, Suka-suka, Transisi versus Atiek CB (dengan ‘e’) pada album Kau & Aku [album bersama Ronnie], Meditasi

Harvey Malaiholo (satu ‘l’ pada ‘holo’) pada album Harvey Malaiholo - Vol. 1, Harvey Malaiholo & Ireng Maulana Bagian 1, Harvey Malaiholo & Ireng Maulana Bagian 2
Kugapai Hari Esok versus Harvey Malaihollo (2 ‘l’ pada ‘hollo’) pada album - Gempita Dalam Dada (Harvey Malaihollo & Elfa Secioria), Harvey Malaihollo & Ireng Maulana Bagian 3,
Aku Begini Kau Begitu, Begitulah Cinta, Festival Penyanyi Populer, Jangan Simpan Tangismu, Mau Tak Mau, Pengertian, Taragak, Tetaplah Bersamaku, Hidup Yang Sepi

Dan, yang ini, sampai 3 perbedaan:
Yockie Suryoprayogo (pada album “Musik Adalah Saya”),
Jockie Soerjoprajogo (pada album “Punk Ekslusif” & “Sebuah Penantian”),
Jockie Soeryoprayogo (pada album “Selamat Jalan Kekasih”)

 

7 comments:

  1. Mungkin karena jaman dulu susah kalau mau merevisi cover album mas...,heuheu..Jd dibiarkan apa adanya aja..

    ReplyDelete
  2. ini, campur-campur antara album lama dan baru... jadi, bingunggggggg

    ReplyDelete
  3. Jaman dulu memang sering rada ngawur Mas nulis nama musisinya...
    Itu masih cover luarnya... kalo mau 'metani' credit yg ada di cover dalam.....ga hanya nama artisnya... tapi judul lagu, nama musisi pendukung, alat musik dll.... lebih sering nemuin yg pake ilmu ngawurologi... Mungkin setting-nya ke-buru2 dikejar deadline edar hehehe....

    ReplyDelete
  4. jadi inget pelem judulnya Betty Bencong Slebor? begitukah?

    aku durung dikabari soal kondisi kasetnya. nek apik opo sampean gelem? nek nurut aku 25 pancen rodo larang. tapi, namanya nafsu, biasane yo dituruti. koyok lungo D***y iku lho, mas. wakakakakak

    ReplyDelete
  5. a. Dimasa masa itu , berbagai hal yang diluar urusan lagu [yg hanya terdengar] dianggap seolah bukan hak musisi/seniman untuk ikut campur. Namun"hak" produsen rekaman (baca:produser). Dari sisi ini saja sudah terjadi banyak kekeliruan. Padahal design cover photo serta judul & kalimat yang tertera adalah bagian dari artistik karya tersebut yang tak terpisahkan. Apalagi istilah produser yang saat itu dipahami sebagai pihak yang berfungsi sebagai pemodal .

    b. Perusahaan rekaman yang bertindak memperbanyak jumlah penggandaan , sering ngawur dan seenaknya sendiri . (sering tidak cermat mengontrol perusahaan percetakan yg ditunjuk mereka sendiri)

    c. Khusus mengenai nama saya :) Dulu .., sudah pernah saya kupas di artikel saya . Yang jelas bukan karena perubahan abjad apalagi mengejar trend supaya terbaca lebih keren dsb. hehehe

    ReplyDelete
  6. terima kasih atas pencerahannya.
    ok, nanti saya search lagi artikelnya......

    ReplyDelete